Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Sebanyak 55 ribu tenaga kerja asing illegal bekerja di perusahaan dalam negeri Indonesia. Bahkan, jabatan yang ditempati relatif baik. Jarang sekali ditemui tenaga kerja asing yang bekerja di level bawah. "Mereka masuk ke Indonesia menggunakan visa turis. Ini pelanggaraan," kata Jacob Nuwa Wea, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di Jakarta, Senin (19/1).Berdasarkan izin yang dikeluarkan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans), hanya 17 ribu tenaga kerja asing yang memenuhi prosedur penempatan dan sah bekerja di Indonesia. Menurut Jacob, banyak tenaga kerja asing illegal lebih dikarenakan permintaan dari perusahaan sendiri. "Perusahaan kurang melihat kualitas pekerja Indonesia. Apalagi, gaji tenaga kerja asing berada jauh diatas upah minimum regional (UMR)," katanya.Dari satu orang tenaga kerja asing yang telah mendapatkan izin, Depanakertrans memungut biaya sebesar US$ 100 tiap bulannya dan disetor ke rekening Menakertrans. Pungutan yang merupakan pendapatan negara bukan Pajak (PNBP), itu selanjutnya dalam jangka waktu maksimal satu minggu disetor ke kas negara. Jika terbukti tenaga kerja asing tidak membayar pajak akan dikenai sanksi. Bahkan, dapat dideportasi.Walaupun Jacob menyebut pelanggaran yang dilakukan puluhan ribu tenaga kerja asing, agaknya Depnakertrans harus mawas diri. Lantaran, pengawasan tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia dilakukan oleh Badan Pengawas Depnakertrans sendiri. Artinya, adanya tenaga kerja asing illegal, juga menjadi tanggung-jawab badan itu untuk menindak. Agriceli - Tempo News Room
Iklan
