TEMPO Interaktif, Jakarta - Pedagang memprediksi harga beras akan turun pada beberapa waktu mendatang. "Asalkan operasi pasar benar-benar efektif, beras impor yang masuk kualitasnya bagus dan panen gadu juga berhasil," kata Nellys Soekidi ketika dihubungi, Rabu, 3 Agustus 2011.
Nellys menjelaskan, jika ada pelaksanaan operasi pasar, pedagang juga pasti tidak akan menahan stoknya. "Apalagi dengan beras Bulog yang ditawarkan Rp 6.300 per kilogram, pembeli punya pilihan lebih banyak."
Jika operasi pasar dan pasar murah dilakukan terus menerus pada banyak tempat, maka tidak akan terjadi lonjakan permintaan bersamaan. Bila pasokan di pasar berlebih dari operasi pasar, produksi dan impor, tentu harga akan turun. Namun, Nellys tidak bisa memperkirakan berapa besaran kemungkinan penurunan harga.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Gunaryo, juga berharap harga akan turun. "Meski beras impor untuk cadangan pemerintah, tapi secara psikologis, harga bisa turun."
Saat ini saja, kata dia, sudah terjadi penurunan harga beras. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, pada Juli, harga beras mencapai Rp 7.303 per kilogram. Harga beras naik 2,39 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Setelah dilakukan intervensi, kata Gunaryo, "pada awal Agustus ini, sudah terlihat penurunan sekitar Rp 10-20 per kilogram."
EKA UTAMI APRILIA