TEMPO Interaktif, Jakarta - Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan siap mengirimkan beras ke Jawa Timur. Rencana ini menyusul terjadinya musim paceklik di tiga kabupaten di provinsi tersebut, yakni Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan.
Kepala Seksi Bina Usaha dan Pembiayaan Bidang Bina Usaha Dinas Pertanian Sulawesi Selatan, Wahyu Zainuddin, menuturkan meskipun Jawa Timur memiliki produksi yang lebih tinggi dari Sul-Sel, pemenuhan kebutuhan konsumsi kadang masih bergantung pada Sul-Sel. “Jawa Timur merupakan penghasil beras tertinggi, namun masih digunakan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsinya,” kata Wahyu Zainuddin, Minggu, 10 Juli 2011.
Wahyu mengatakan bahwa Pemerintah Jawa Timur belum meminta secara khusus ke Sul-Sel. Namun, dengan kejadian paceklik di sana, dia mengatakan permintaan itu akan segera dikirimkan. Sul-Sel sebagai pusat pangan nasional, memang bertugas menyediakan stok pangan bagi provinsi lain yang membutuhkan. “Sedangkan tanpa paceklik pun daerah Jawa masih bergantung pada kita,” ujar Wahyu. Apalagi penjualan beras antarpulau bisa dilakukan secara bebas dan tidak ada regulasi yang membatasi.
Senada dengan Dinas Pertanian, rencana pengiriman beras ke Jawa Timur dibenarkan Wakil Kepala Sub Divre Bulog Sul-Sel Imran Rasyidi Abdullah. “Ini baru rencana. Sebab, permintaan langsung dari Pemprov Jawa Timur belum ada,” kata Imran.
Saat ini, stok beras di gudang Bulog Sul-Sel ada 100 ribu ton yang diperkirakan akan mencukupi kebutuhan hingga 12 bulan ke depan.
“Jumlah ini bertahan selama 12 bulan jika kami berhenti melakukan pembelian,” ujar Imran sembari menambahkan bahwa Bulog masih tetap melakukan pembelian beras setiap hari. “Setiap hari stok kami bertambah sebanyak 900-1.000 ton.”
Beras tersebut dibeli dari beberapa kabupaten, seperti Sidrap, Pinrang, Wajo, Luwu, Bone, Sinjai, dan Bulukumba.
ANISWATI SYAHRIR