"Kalau (pengusaha) hanya dengan business as usual (bisnis seperti biasa), sampai lebaran kuda tujuan tersebut tidak akan pernah terwujud," ujar Yudhoyono saat membuka Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia di Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (1/4).
Presiden mengakui banyak tantangan dalam pengembangan dunia usaha di Indonesia. Antara lain, kurangnya infrastruktur pendukung, terutama listrik, konektivitas yang belum maksimal, serta potensi krisis pangan, energi, dan air bersih.
Yudhoyono meminta pebisnis melihat sederet tantangan itu sebagai peluang. Ia mengibaratkan falsafah dua sisi dari satu uang logam, di satu sisi tantangan, satu sisi peluang. Apalagi penduduk Indonesia berjumlah 240 juta orang dengan daya beli meningkat.
Sehingga Indonesia memerlukan makin banyak pangan, energi, dan air. Berarti, bisnis yang berhubungan dengan ketiga jenis konsumsi itu bakal berkembang pesat. Dia mengajak pengusaha untuk tak menyia-nyiakan peluang dan momentum yang dimiliki Indonesia.
"Perekonomian di negeri ini tidak akan berubah ke arah lebih baik jika kita tidak mengubahnya. Kita tahu banyak persoalan, jangan gemar mengeluh, menyalahkan pihak lain, pesimis dan negatif, mari bergandengan tangan mengatasi dan memperbaikinya," tuturnya.
Yudhoyono mengingatkan pebisnis untuk berbagi dengan masyarakat yang miskin. "Boleh dengan CSR (Corporate Social Responsibility), boleh dengan pasar murah. Pahalanya akan tinggi, sukses di dunia dan akhirat," ujarnya.
BUNGA MANGGIASIH