Angka tersebut diperoleh dengan mengalikan pembatalan 1.308 kamar dan harga rata-rata kamar hotel bintang 3 dan 5 sebesar Rp 750 ribu per malam di sekitar Kuta, Nusa Dua, Tuban, dan Sanur. "Tentu harga kamar masing-masing hotel berbeda," kata Perry Markus, Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, di Denpasar, Rabu (16/3).
Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Bali Aloysius Purwa mengaku sudah menerima banyak laporan pembatalan kedatangan calon wisatawan asal Jepang. Dia memperkirakan tahun ini kunjungan turis Jepang ke Bali bakal anjlok hingga 150 ribu orang atau sekitar 30 persen dari jumlah tahun lalu. "Potensi kerugiannya sekitar US$ 400 juta," katanya.
Anjloknya jumlah turis Jepang ke Bali kian mencoreng kinerja pariwisata Bali. Badan Pusat Statistik mencatat kunjungan turis Jepang ke Bali terus menurun selama tiga tahun terakhir. Tahun lalu wisatawan Jepang ke Bali hanya 245.040 orang. Jumlah itu turun dibanding tahun sebelumnya 333.905 orang dan 359.824 orang pada 2008.
Pembatalan pemesanan kamar hotel juga terjadi di Yogyakarta. Namun jumlahnya hanya 10 persen dari pasar turis Jepang di Yogyakarta. Di Jakarta, terjadi pengunduran jadwal pertemuan Meetings, Incentives, Conferencing, Exhibitions. "Sehingga terjadi pembatalan pemesanan di beberapa hotel yang pasarnya pengunjung Jepang," ujar Ketua Umum PHRI Yanti Sukamdani.
Situasi itu cenderung berlanjut hingga pekan mendatang. Namun Perry mengimbau pengusaha agar tak terlalu mengkhawatirkan dampak itu. Saat ini pengusaha hotel mesti berkonsentrasi membantu wisatawan Jepang yang terpaksa pulang lebih cepat ke negaranya. "Kami siap menjembatani komunikasi dengan konsul Jepang di Bali," ujarnya.
Kalangan hotel memahami situasi darurat yang terjadi saat ini. Director of Marketing Communications The Westin Resort di Nusa Dua, Rainata Tjoa, mengatakan sudah menerima pembatalan 150 kamar sepanjang Maret dan April. "Kami tidak akan mengenakan biaya pembatalan sebagai bentuk simpati atas musibah di Jepang," tutur Rainata.
Namun situasi serupa tak berlaku bagi PT Garuda Indonesia. Menurut juru bicara Garuda Indonesia, Pujobroto, penerbangan dari Indonesia menuju Jepang masih normal dan sesuai dengan jadwal. "Bahkan kami mendapat apresiasi dari otoritas penerbangan Jepang karena setelah tsunami, jadwal kami satu-satunya yang masih tepat waktu," ujar Pujo.
Garuda melayani penerbangan dari Jakarta ke Tokyo satu kali sehari pergi-pulang (PP), Denpasar-Tokyo satu kali sehari PP, Denpasar-Osaka satu kali sehari PP, dan Denpasar-Nagoya tiga kali seminggu. Dari kapasitas 242 kursi, 175 kursi terisi. Kebanyakan penumpang dari Jepang pelajar Indonesia. Penumpang dari Indonesia menuju Jepang umumnya ekspatriat Jepang.
ROFIQI HASAN | EKA UTAMI | ROSALINA