Aksi para buruh itu sebenarnya hanya diawali oleh sekitar 125 orang bagian batangan dari shift I, sejak pukul 06.00-12.00 WIB. Karena tuntutan tidak segera dipenuhi pihak perusahaan, akibatnya aksi merembet ke divisi shift II. Karena 125 buruh yangmemulai mogok tersebut merupakan pekerja di bagian produksi. Ketika produksi macet, divisi yang lain akhirnya mengikuti karena tidak ada kerjaan.
“Kalau bagian produksi berhenti, efeknya langsung berdampak pada bagian packing, kemasan dan bal,” kata salah seorang pekerja di bagian kemasan sambilmengatakan, ia sangat mendukung aksi rekannya di bagian produksi karena keinginan kenaikan gaji itu juga diidam-idamkan karyawan yang lain.
Kepala Bagian Humas PT Gudang Garam, Mochammad Hasyim, ketika dimintai konfirmasi soal aksi itu menyatakan belum mengetahui secara rinci mengenai tuntutan para buruh. “Bagaimana tidak bingung, jika tidak ada perwakilan karyawan yang bisa kami ajak berunding. Jika ada dialog, saya kira pihak perusahaan akan sangat memperhatikan tuntutan para karyawan,” jelas Hasyim kepada Tempo, Selasa (12/6) pagi. (Dwidjo U. Maksum)