"Apakah dari perhutani atau lahan hutan konversi. Tanpa lahan tambahan ini kita akan kesulitan mewujudkan swasembada pangan khusunya gula," kata dia usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Pertanian di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (8/12).
Suswono optimis swasembada gula bisa tercapai dalam sisa waktu 3 tahun mendatang. Sebab, sudah tersedia lahan ekstensifikasi tebu di seluruh Indonesia. "Budi daya tebu hanya butuh 1 tahun. Kalau ada areal baru tinggal didukung areal gulanya. Kalau itu sudah menyatu, gak sulit, kok," ujarnya.
Upaya mewujudkan hal itu membutuhkan dana tak sedikit. Suswono menjelaskan, target swasembada gula tak hanya didanai dari APBN tapi juga dari swasta dan kredit rakyat. "Taksasi produksi terakhir 2,3 juta. Sekarang tinggal butuh 400 ribu ton. Setiap 3 bulan kita lakukan penggenjotan produksi," ujarnya.
Menteri Perindustrian MS Hidayat meminta Badan Pertanahan Nasional untuk segera merealisasikan lahan swasembada gula yang telah disepakati sebesar 300-350 ribu hektare. Jika hingga tahun depan tidak direalisasikan maka program swasembada gula terancam mandek.
"Tadi saya telpon Menteri Koordinator Perekonomian (Hatta Radjasa), dia janji tahun 2011 sudah ada 300 ribu hektar, namun saya minta itu dapat direalisasikan pada paruh pertama 2011," ungkapnya dalam kesempatan yang sama.
Areal tersebut berasal dari Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Papua. Sekitar 200 ribu hektare berada di Papua. Namun, khusus lahan di Papua, pemerintah harus memberi insentif berupa tax holiday, karena kurangnya infrastruktur. "Kalau tak ada insentif insting saya bilang tidak akan jalan," ujar Hidayat.
ROSALINA