Aulia menegaskan, BI tidak terlibat langsung dalam pencetakan uang. Hal-hal menyangkut film, printer, dan ahli kertas uang berada pada ruang lingkup Peruri. “Tidak mungkin pabrik baju memalsukan baju yang diproduksi,”kata Aulia.
Sementara itu, pihak Perum Peruri sendiri, melalui Direktur Utama-nya M Kusman Martono, juga membantah tudingan keterlibatan mereka dalam pencetakan uang palsu. Kusman mengatakan, semua uang yang akan dicetak adalah atas sepengetahuan BI. Bahkan untuk mengganti uang yang rusak pun harus melalui berita acara, selanjutnya hasil cetakan uang tersebut disimpan di gudang-gudang milik BI. Jadi, menurut dia, kemungkinan Peruri terlibat uang palsu kecil sekali.
Menurut Wakil Kepala Korps Reserse (Wakakorse) Mabes Polri, Sudirman Ail, masalah uang palsu ini sangat rumit sehingga penanganannya pun harus spesifik, seperti kasus narkoba dan korupsi. Kepolisian, kata dia, belum mendapat bukti dalam pencetakan uang palsu. Menurut dia, bukti menunjukkan bahwa uang palsu lebih banyak dicetak di luar percetakan resmi. Ia juga tidak menampik, kemungkinan keterlibatan sindikat terorganisir di luar negeri. (Ri’fat Pasha)