Berdasarkan laporan yang muncul pada Selasa (2/3) dari American Petroleum Institute (API) menggambarkan prediksi yang lebih besar dari perkiraan penurunan 4,1 juta barel dalam sisi suplai pekan lalu, termasuk minyak panas dan diesel.
"Data API kemarin sedikit variatif," kata Serene Lim, analis perminyakan dari ANZ yang bermarkas di Singapura, seperti yang dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu (3/3).
Harga minyak mentah Amerika Serikat untuk antaran April melorot US$ 0,21 menjadi US$ 79,47 per barel pada pukul 03.28 GMT. Pada perdagangan London ICE, minyak jenis Brent tergelincir US$ 0,28 ke US$ 77,90.
Kontrak sebulan ke depan pada Selasa lalu menyentuh rekor tertinggi perdagangan tengah hari ke level US$ 80,95 setelah nilai tukar euro mencatat kenaikan pasca anjlok dalam sembilan bulan terakhir terhadap dolar Amerika Serikat.
"Situasi masih sedikit sulit bagi harga untuk bertahan di atas US$ 80 lantaran kita belum melihat data-data perekonomian Amerika yang kokoh," ujar Lim. "Harga minyak naik dan orang mengambil keuntungan dan kemudian harga turun lagi."
Harga minyak sempat menyentuh US$ 83,95 per barel di perdagangan New York pada 11 Januari, rekor tertingginya dalam 15 bulan.
BOBBY CHANDRA