TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan sesuai aturan di perusahaan yang dipimpinnya, impor gula akan dilakukan dengan cara lelang terbatas. Sedangkan PT Perkebunan Nusantara IX, X, XI dan RNI yang mendapatkan mandat untuk impor akan melakukannya melalui tender terbuka.
Semula, enam perusahaan yang akan impor gula memilih tender terbuka secara bersama-sama. Model ini dipilih agar tidak terjadi perang harga dan juga lebih efisien. "Ternyata aturan di Bulog dan PTPN berbeda," kata kata Sutarto saat dihubungi Tempo, Selasa (5/1).
Karena bisnis dasar Bulog adalah masalah pangan, ia menjelaskan, sudah terdapat aturan berupa keputusan direksi tentang impor gula. Sutarto tidak membantah bila dengan model ini akan terjadi pembedaan harga nantinya. Tapi hal itu tak jadi persoalan karena memang aturannya berbeda. Sutarto menargetkan pada akhir Januari ini Bulog akan selesai melakukan impor gula.
Untuk pendanaan, Sutarto mengatakan Bulog menggunakan modal sendiri, ditambah bentuk pinjaman bank dengan jaminan. "Sehingga bunganya lebih ringan," katanya.
Ia meminta pemerintah nantinya menetapkan harga eceran tertinggi gula. Sebagian gula impor itu nantinya akan dijual melalui divisi regional Bulog di daerah-daerah.
Pemerintah pada 24 November tahun lalu telah memutuskan untuk mengimpor gula kristal putih sebanyak 500 ribu ton mulai 1 Januari sampai 15 April 2010. Kebijakan ini untuk memenuhi kekurangan pasokan gula di awal 2010. Izin impor diberikan kepada 6 perusahaan, PTPN IX sebanyak 81.000 ton, PTPN X 94.500 ton, PTPN XI 103.500 ton, PT RNI 85.500 ton, PT PPI 85.500 ton, dan Perum Bulog 50.000 ton.
IQBAL MUHTAROM