Menurut Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abukabar, Antam menginginkan penguasaan saham 50 persen dari 31 persen saham divestasi atau 15,5 persen saham Newmont. Pihaknya masih memfasilitasi keinginan Antam untuk membeli saham tersebut. "Kami memberi kesempatan untuk melakukan perundingan," katanya setelah melakukan rapat di kantor Menteri Koordinator Perekonomian, Senin malam lalu.
Rapat yang berakhir pada pukul 22.15 WIB itu dihadiri Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Saleh Zahedi. Aneka Tambang adalah perusahaan yang ditunjuk pemerintah untuk ikut membeli saham Newmont. Pihak lain yang ikut terlibat dalam pembelian saham divestasi adalah PT Multi Daerah Bersaing, perusahaan bentukan PT Multicapital (anak usaha Grup Bakrie), dan PT Daerah Maju Bersaing (perusahaan milik pemerintah Nusa Tenggara Barat).
Antam sebelumnya menyatakan mundur membeli saham Newmont dari konsorsium pemerintah daerah dan Multicapital yang tergabung dengan Multi Daerah Bersaing. Menurut Direktur Utama Antam Alwin Syah Loebis, Multi Daerah Bersaing menawarkan porsi saham yang tidak sesuai dengan strategi bisnis perusahaan.
Antam menginginkan 50 persen porsi divestasi saham Newmont. Sedangkan pemerintah daerah, selaku pemimpin proses divestasi, hanya menawarkan sekitar 37,5 persen saham atau sesuai dengan porsi Multicapital.
Sekretaris Perusahaan Antam Bimo Budi Satrio enggan mengatakan kapan pihaknya akan berunding kembali dengan pemerintah daerah dan Newmont. "Pada prinsipnya kami sebagai badan usaha milik negara yang sudah go public melakukan setiap investasi berdasarkan kajian untuk kepentingan terbaik perusahaan," katanya dalam pesan singkat kepada Tempo kemarin.
Berdasarkan kontrak karya, Newmont diwajibkan melakukan divestasi sahamnya setiap tahun sejak 2006 hingga mencapai 31 persen pada 2010. Saat ini penjualan saham untuk periode 2006 dan 2007 sebesar 10 persen telah dilakukan dengan PT Multi Maju Bersaing senilai US$ 391 juta. Sedangkan penjualan saham divestasi periode 2008 dan 2009 sebanyak 14 persen senilai US$ 493 juta belum dilakukan.
Mustafa menargetkan kesepakatan pembagian porsi saham divestasi bisa dicapai sebelum 23 November. Dia menjamin Antam mampu membeli saham divestasi yang ditawarkan. "Tidak ada masalah finansial," katanya.
Direktur Jenderal Mineral Batu Bara dan Panas Bumi Bambang Setiawan menyatakan, pemerintah menyiapkan tiga opsi agar Antam ikut membeli 14 persen saham Newmont periode 2008 dan 2009. "Saya sudah bertemu dengan mereka (Antam, Newmont, dan Multi Daerah Bersaing) satu per satu," ujarnya. "Sekarang sudah disiapkan tiga opsinya."
Bambang menolak menjelaskan ketiga opsi yang ditawarkan pemerintah. Dia hanya mengatakan Antam masih berpeluang membeli saham Newmont.
Hatta Rajasa menyatakan pemerintah tidak akan campur tangan dalam proses jual-beli saham divestasi. "Kalau sudah berkaitan dengan saham, bagaimana bentuknya, silakan business to business," katanya. Menurut dia, pemerintah hanya berkepentingan menjaga proses divestasi berjalan benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Adapun Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Madjdi menginginkan semua saham divestasi Newmont diberikan kepada konsorsium pemerintah daerah dan Multicapital. Semua pembiayaan pembelian saham dilakukan Multicapital.
ALI NUR YASIN | SORTA TOBING | REZA M | SUPRIYANTO KHAFID