Ambar menyatakan industri furnitur naik 7 persen setiap tahun. "Hanya tahun ini saja melorot," katanya. Tapi kalau furnitur dimasukkan ke sektor industri kehutanan, "minus satu persen," tutur Ambar.
Adapun untuk ekspor furnitur tahun ini melorot sampai 20 persen. "Karena krisis global," ujar Ambar. Namun ia menjamin pada tahun depan, ekspor furnitur naik 10 persen dibanding tahun ini. "Tapi semua pihak harus komitmen," ucapnya.
Saat ini ekspor furnitur masih dikuasai Cina dengan nilai US$ 27 miliar, dan Vietnam dengan US$ 3,85 miliar. "Kita baru US$ 2,65 juta," ujar Ambar. Untuk sasaran ekspor furnitur, Ambar menyatakan Indonesia kuat di Eropa.
Untuk menggenjot ekspor tersebut, salah satu caranya dengan promosi yang intensif. Ia mencontohkan furnitur rotan Indonesia yang belum dipromosikan jor-joran. "Indonesia penghasil rotan terbesar," katanya. "Rotan Indonesia harus dikembangkan. Harus ada strategi."
IQBAL MUHTAROM