"Semacam jaminan yang diberikan untuk proyek PLN," kata Sofyan kepada Tempo pekan lalu.
Pada proyek pembangkit listrik 10 ribu megawatt tahap pertama, pemerintah memberikan comfort letter. Jaminan itu menyatakan pemerintah memastikan PT PLN (Persero) akan memenuhi kewajibannya kepada kontraktor.
Menurut Sofyan, pemerintah akan mengalokasikan dana sedikitnya Rp 500 miliar untuk pembangunan pabrik gula baru untuk memproduksi gula kristal putih. Dana itu dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2010. "Nanti pabrik gula itu terintegrasi dengan perkebunan, memproduksi gula sampai kualitas bagus, dan ada pembangkit listriknya," ujarnya.
Pabrik yang akan dibangun pemerintah tersebut ada tiga unit dengan lokasi Jawa Timur dan luar Jawa. Kapasitasnya berkisar 8.000 sampai 10 ribu ton batang tebu per hari.
Rencananya, tahun depan pembangunan pabrik gula itu dimulai. Lama pembangunan pabrik diperkirakan 18 bulan. Pada 2011, diperkirakan pabrik gula baru itu sudah bisa beroperasi.
Normalnya, ia melanjutkan, pembangunan satu unit pabrik gula dengan kapasitas 10 ribu batang tebu per hari membutuhkan biaya Rp 1 triliun sampai Rp 1,5 triliun.
Pembangunan pabrik gula baru ini diharapkan bisa menurunkan biaya produksi dan tingkat rendeman. Perkiraannya, dengan pabrik gula baru, biaya produksi gula bisa turun menjadi Rp 3.500-4.000 per kilogram dari biaya produksi sekarang sekitar Rp 5.000 per kilogram.
Data Departemen Perindustrian per 1 September 2009 menyebutkan, ada tujuh perusahaan gula yang telah mendaftar dengan total pabrik sebanyak 33 unit. Perusahaan-perusahaan ini mengajukan ikut serta program restrukturisasi mesin pabrik gula. Padahal, saat program ini dibuka pada Maret lalu, peminatnya sedikit.
Ketujuh perusahaan gula itu adalah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI sebanyak dua pabrik, PTPN X (11 pabrik), PTPN VII (dua pabrik), PTPN IX (delapan pabrik), PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) 1 (tiga pabrik), PT RNI 2 (enam pabrik), dan PT Madu Baru (satu pabrik).
Sebelumnya, Direktur Industri Permesinan Departemen Perindustrian Chanty Triharso mengatakan, dari tujuh perusahaan dengan 33 pabrik tersebut, total investasi pembelian mesin dan peralatan sebesar Rp 574 miliar.
Dalam program ini, Departemen Perindustrian mengalokasikan dana Rp 50 miliar untuk pembelian mesin dan peralatan produksi. Skemanya, pemerintah memberikan bantuan dana sekitar 10 persen dari investasi pembelian peralatan dan mesin produksi pabrik gula.
Setiap perusahaan mendapat dana restrukturisasi maksimal Rp 10 miliar. Triharso memperkirakan dana restrukturisasi tersebut bisa cair pada Oktober dan November tahun ini.
NIEKE INDRIETTA