TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Industri Permesinan Departemen Perindustrian Chanty Triharso mengatakan kenaikan harga gula mendorong petani dan produsen untuk meningkatkan produksi, melalui program revitalisasi pabrik gula. "Harga gula yang naik menjadi saat yang tepat untuk ikut revitalisasi," kata dia di kantornya, Selasa (1/9).
Data Departemen Perindustrian per 1 September 2009, sebanyak 7 perusahaan gula telah mendaftar. Total, ada 33 pabrik yang mengajukan ikut serta program restrukturisasi mesin pabrik gula. Padahal, saat program ini dibuka pada Maret lalu, sepi peminatnya.
Baca Juga:
Menurut Triharso, peningkatan pendaftar mulai terlihat pada Juli lalu. "Saya sendiri terkejut dengan fenomena ini," ujarnya. Dari 7 perusahaan dengan total 33 pabrik tersebut, ia melanjutkan, total investasi pembelian mesin dan peralatan sekitar Rp 574 miliar.
Dalam program ini, Departemen Perindustrian mengalokasikan dana sebesar Rp 50 miliar untuk pembelian mesin dan peralatan produksi. Skemanya, pemerintah memberikan bantuan dana sekitar 10 persen dari investasi pembelian peralatan dan mesin produksi pabrik gula. Masing-masing perusahaan mendapatkan dana restrukturisasi maksimal Rp 10 miliar. Sehingga, dari 7 perusahaan tersebut, dana yang diperkirakan terpakai sekitar Rp 36,2 miliar.
Pemerintah akan melakukan verifikasi terlebih dulu sebelum pencairan dana. Ini untuk melihat apakah mesin dan peralatan yang dibeli sesuai dengan persyaratan. Antara lain, mesin harus buatan dalam negeri, bukan barang bekas, bukan peralatan pendukung tapi peralatan untuk proses produksi, dan bukan barang impor. Proses verifikasi diperkirakan membutuhkan waktu satu bulan.
Meski realisasi dana restrukturisasi diperkirakan hanya sekitar Rp 36,2 miliar dari Rp 50 miliar, kata Triharso, pihaknya enggan memperpanjang pendaftaran yang telah berakhir 31 Agustus lalu. Pasalnya, waktu verifikasi saja butuh waktu satu bulan. Pihaknya tak ingin program ini molor realisasinya.
NIEKE INDRIETTA