TEMPO.CO, Jakarta - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. atau Antam mencatat laba periode berjalan senilai Rp2,23 triliun selama sembilan bulan pertama 2024. Angka ini menurun dari jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 yang nilainya mencapai Rp2,8 triliun.
Meski begitu, Direktur Utama Antam, Nico Kanter mengatakan perusahaannya tetap bisa menjaga stabilitas di tengah berbagai tantangan global. Antam, kata dia, menerapkan pengelolaan perusahaan yang cermat untuk mempertahankan kinerja yang positif di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan.
“Kami terus berkomitmen untuk memberikan nilai positif bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan,” kata Nico dalam keterangan resminya, Rabu, 30 Oktober 2024.
Selanjutnya, pada triwulan ketiga 2024 ini, BUMN pertambangan ini memperoleh laba kotor sebesar Rp4,10 triliun dengan laba usaha sebesar Rp1,86 triliun. Antam juga mengalami penurunan beban usaha sebesar 19 persen menjadi Rp2,24 triliun dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Dari sisi keuangan perusahaan, Antam membukukan kenaikan aset dari Rp35,50 triliun pada sembilan bulan pertama 2023 menjadi Rp40,98 triliun pada periode yang sama tahun ini. Total liabilitas mengalami penurunan tiga persen dari Rp10,60 triliun.
Nico mengungkapkan optimalisasi kinerja produksi dan penjualan tercatat positif. Peningkatan permintaan dalam negeri dan strategi pemasaran, kata dia, mendorong kinerja penjualan komoditas emas yang signifikan pada periode ini.
“Antam mencatat peningkatan penjualan 40 persen menjadi Rp43,20 triliun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp30,90 triliun,” katanya.
Hingga September 2024, Antam tercatat meningkatkan pangsa pasar domestik melalui produk segmen emas yang berkontribusi 83 persen dari total penjualannya. Nilai penjualan produk segmen emas mencapai Rp35,70 triliun. Antam telah menjual 28.567 kilogram emas hingga September 2024.
Pilihan Editor: 7 Cara Bedakan Emas Antam Asli dan Palsu dengan Mudah