Respons pasar terhadap ketegangan di Timur Tengah sejauh ini berpusat pada harga minyak.
"Harga minyak tampaknya menjadi arah yang dituju pasar (tetapi) bahkan sekarang Brent (minyak mentah) masih di harga $75 per barel, dan itu jauh lebih rendah daripada sebelum musim panas," kata Jane Foley, kepala strategi valas di Rabobank.
"Itu jelas masih menjadi sumber kekhawatiran utama. Dan pasar tentu akan mengawasi itu dan juga Fed dan ekonomi AS."
Di Jepang, dolar terakhir naik 0,77% terhadap yen di 144,71 yen per dolar.
Gubernur Bank Jepang Kazuo Ueda menghindari pengulangan janji bank sentral untuk terus menaikkan suku bunga dalam pidatonya dan berfokus pada risiko yang dihadapi ekonomi.
Setelah pertemuan dengan Ueda, PM baru Ishiba mengatakan Jepang tidak dalam lingkungan untuk kenaikan suku bunga tambahan, yang menyebabkan yen semakin jatuh.
Di tempat lain, franc Swiss yang merupakan aset safe haven turun sekitar 0,2% menjadi 0,8435 per dolar, setelah membalikkan kerugian paginya menjadi sedikit naik pada hari Selasa.
Sterling sedikit berubah pada $1,3281 setelah turun 0,67% pada hari sebelumnya.
Penurunan euro pada hari Selasa juga didorong oleh meningkatnya taruhan bahwa Bank Sentral Eropa akan memangkas suku bunga pada bulan Oktober, setelah data menunjukkan inflasi zona euro turun lebih dari yang diharapkan menjadi 1,8% pada bulan September.
Rupiah Melemah
Nilai mata uang rupiah ditutup melemah melemah 62 poin ke level Rp 15.268 terhadap dolar Amerika Serikat pada Rabu, 2 Oktober 2024. Pada penutupan perdagangan sebelumnya kurs tercatat pada level Rp 15.206 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan rupiah diprediksi bergerak naik turun pada Kamis, 3 Oktober 2024. “Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.250 - 15.320 per dolar," ujarnya dalam analisis rutinnya, Rabu, 2 Oktober 2024.
Pelemahan dipicu menguatnya dolar AS akibat faktor eksternal seperti ketegangan di Timur Tengah dan tensi politik Amerika Serikat. Kekhawatiran konflik di Timur Tengah dan prediksi meluasnya perang muncul setelah Iran menembakkan rudal balistik ke Israel. Iran menembakkan rudal balistik ke Israel pada Rabu dini hari, 2 Oktober 2024. Direspons Perdana Menteri Israel yang bakal membalas.
Dari sisi internal, pelemahan rupiah dipicu data teranyar lembaga pemeringkat dunia S&P Global. S&P melaporkan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia masih terkontraksi di bawah 50 yakni berada di level 49,2 pada September 2024.
Ibrahim mengatakan, lesunya kondisi manufaktur tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain seperti China dan Australia. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara juga setali tiga uang. PMI manufaktur Vietnam misalnya anjlok dari 52 ke 47.
Perekonomian sektor manufaktur Indonesia yang anjlok pada September menurut dia menggambarkan penurunan lebih lanjut pada output dan permintaan baru. “Inventaris gudang pun terlihat sedikit naik, sementara perusahaan mengurangi aktivitas pembelian menanggapi permintaan pasar yang turun,” ujarnya.
Pilihan Editor Mengenal Temu Sang Penakluk Amazon dan eBay, yang Dilarang Menkominfo