TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Bob Azam, mengatakan laju investasi tak sebanding dengan penyerapan tenaga kerja. Alih-alih menyerap tenaga kerja, badai pemutusan hubungan kerja justru marak dalam setahun ke belakang.
Bob menjelaskan, investasi padat modal bernilai hingga triliunan. Namun, tenaga kerja yang diserap usaha ini tidak terlalu besar. Dia mencontohkan investasi padat modal di antaranya teknologi dan smelter pertambangan. “Investasi di sektor teknologi yang padat modal itu penyerapan tenaga kerjanya biasanya rendah,” kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 6 September 2024.
Jika menginginkan penyerapan tenaga kerja yang besar, Bob Azam menyebut investasi harus digalakkan pemerintah di sektor manufaktur. Namun, dia mengatakan pertumbuhan sektor manufaktur selama beberapa tahun terakhir selalu berada di bawah pertumbuhan nasional. Karena itu, penyerapan tenaga kerja hingga saat ini belum bisa maksimal. "Jadi ke depan, kalau kita ingin investasi harus di sektor-sektor manufaktur yang banyak menyerap tenaga kerja,” kata dia.
Selain itu, Bob Azam mengatakan banyak investasi yang masuk Indonesia berbentuk turn key project. Dalam investasi jenis ini, investor datang sembari mengangkut tenaga kerja mereka dari luar negeri. “Supaya pengerjaannya cepat, katanya,” ucap dia. Akibatnya, tidak banyak tenaga kerja di Indonesia yang terserap oleh investasi jenis ini.
Dalam catatan Kemnaker, PHK terbanyak berada di Jawa Tengah. Di wilayah itu, tercatat lebih dari 20 ribu kasus. Sektor industri tekstil, garmen, alas kaki, menjadi penyumbang kasus paling banyak. Sementara di Jakarta, Indah berujar, PHK paling banyak terjadi di sektor jasa. Adapun kasus PHK di Banten, didominasi sektor industi baja dan petrochemical.
Merespons tren PHK ini, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengklaim Kemnaker terus mengambil langkah mitigasi. Salah satunya dengan membuka lowongan kerja dan menggelar Job Fair Nasional. Dalam ajang ini, ia mengklaim ada 178 ribu lowongan kerja yang tersedia. Ia pun berharap pelung kerja ini bisa menutup kasus PHK yang terjadi. "Mudah-mudahan yang keluar dan masuk ini sama, ya. Balance (seimbang)," ujar Ida.
Riri Rahayu berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: OJK Sebut Gen Z dan Milenial Sumbang 37,17 Persen Kredit Macet Via Pinjol