TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemerintah telah menggelontorkan anggaran untuk menyelesaikan masalah kemiskinan. Hal itu disampaikan dalam pidato kenegaraan sidang tahunan MPR, DPR dan DPD RI di kompleks Senayan Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2024.
Mantan Wali Kota Solo itu memaparkan angka kemiskinan ekstrem RI telah turun selama ia menjabat, dari 6,1 persen menjadi 0,8 persen pada 2024. “Angka stunting mampu kita kurangi dari 37 persen sampai 21 di tahun 2023, tingkat pengangguran juga mampu kita tekan dari 5,7 persen jadi 4,8 persen di 2024,” ujarn Jokowi dalam pidatonya dipantau dari Youtube DPR, Jumat 16 Agustus 2024.
Baca juga:
Ia mengatakan upaya perlindungan bagi kelompok ekonomi bawah telah memberi manfaat bagi masyarakat. Hal itu melalui penggunaan kas negara hingga Rp759 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari anggaran Kartu Indonesia Sehat Rp361 triliun. “Selama 10 tahun ini telah digunakan memberikan layanan kesehatan lebih dari 92 juta pengguna jaminan kesehatan nasional atah JKN per tahunnya, mulai usia dini dari lansia,” ujarnya.
Selain itu kas negara dikucurkan Rp113 triliun untuk Kartu Indonesia Pintar. Satu dekade ini, Jokowi mengatakan telah digunakan untuk pendidikan bagi lebih dari 20 juta siswa per tahun dari jenjang SD hingga SMA.
Ada pula anggaran sebesar Rp225 triliun untuk program keluarga harapan atau PKH. Selama Jokowi menjabat dimanfaatkan untuk mendukung ekonomi sekitar 10 juta keluarga kurang mampu per tahunnya.
Terakhir, ia mengatakan pemerintah mengeluarkan Rp60,3 triliun untuk anggaran prakerja selama 5 tahun terakhir. Dana itu telah dimanfaatkan untuk menambah keahlian 18,8 juta pekerja.
Presiden RI ke-7 itu mengatakan sejak hari pertama menerima mandat memimpin, banyak tantangan yang harus diselesaikan. Namun ia mengklaim berhasil memastikan pemerataan pembangunan. “Ini adalah pembangunan yang kita catat bersama, pembangunan yang menyentuh semua lapisan masyarakat, memberi dampak luas, dan pembangunan yang membuka peluang tumbuh bersama-sama,” ujarnya.
Pilihan Editor: Penurunan Kemiskinan Ekstrem di Indonesia Masih Terkendala Imbas Program Sosial Salah Data