Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tercatat Rp 198 triliun per Juni 2024 atau tumbuh 9,3 persen yoy. Angkanya setara 23,2 persen dari total portofolio pembiayaan. Konsisten mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik, BCA telah menyalurkan pembiayaan untuk kendaraan bermotor listrik sekitar Rp 1,5 triliun per Juni 2024, tumbuh 2 kali lipat secara YoY.
Menurut Jahja, perbaikan kualitas pinjaman BCA mengiringi solidnya pertumbuhan kredit. Rasio loan at risk (LAR) tercatat sebesar 6,4 persen pada semester I 2024, turun dibandingkan tahun lalu yang sebesar 9 persen. Lalu, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) berada di angka 2,2 persen. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang memadai, masing-masing sebesar 190,2 persen dan 71,2 persen.
Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 5 persen yoy atau menyentuh Rp 1.125 triliun. Dana giro dan tabungan atau CASA berkontribusi 82 persen lebih dari total DPK atau tumbuh 5,8 persen mencapai Rp 915 triliun.
Menurut Jahja, solidnya pertumbuhan CASA selaras dengan total frekuensi transaksi BCA yang naik 21 persen. Sepanjang semester I 2024, frekuensi transaksi BCA mencapai 17 miliar atau tumbuh 4 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Khusus di kanal digital, frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 14,8 miliar atau naik 24 persen yoy.
"Sejalan dengan solidnya kinerja penyaluran kredit dan pendanaan, BCA mempertahankan pertumbuhan pendapatan bunga bersih pada semester I 2024 sebesar 7,9 persen yoy, mencapai Rp 39,9 triliun," tutur Jahja.
Pendapatan BCA selain bunga naik 12,1 persen yoy menjadi Rp 12,4 triliun. Secara total, pendapatan operasional BCA mencapai Rp 52,4 triliun atau naik 8,9 persen yoy.
Pilihan Editor: Ekonom Didik J. Rachbini Kenang Hamzah Haz sebagai Penjaga APBN