Tata menambahkan, transformasi teknologi informasi (IT) dan robotisasi di bidang logistik mengubah sistem pola kerja karyawan. Sebagai langkah konkret, PT Pos Indonesia telah memberikan pembekalan keterampilan melalui pelatihan terpadu kepada karyawan untuk meningkatkan kompetensi pekerja.
Misalnya, kata dia, para karyawan bagian logistik yang tertarik bergabung pada divisi marketing, perusahaan akan membekalinya dengan ilmu pemasaran di PT Pos Indonesia. "Sehingga dapat terjun menjadi tenaga pemasaran kami," ucap Tata.
Untuk memperkuat bisnis dengan program transformasi digital, kata dia, PT Pos Indonesia telah meluncurkan platform digital, antara lain PosAja!, Pospay, dan GLID. "Ketiganya berfungsi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan pengalaman pelanggan dalam menggunakan layanan PT Pos Indonesia," ujar dia.
Sebelumnya isu PHK itu muncul di tengah unjuk rasa serikat buruh. Unjuk rasa ini dilakukan di Istana Negara Jakarta yang berpusat di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu, 3 Juli 2024.
Tak hanya meminta pemerintah berfokus pada isu PHK di perusahaan jasa kurir dan logistik itu. Buruh juga mendesak pemerintah supaya mencegah terjadinya semakin banyak PHK di industri tekstil dan produk tekstil.
Ketua Umum Serikat Pekerja Pos Indonesia Kuat Bermartabat, Andi Siswanto, mengatakan ada rencana PHK besar-besaran di lingkungan PT Pos Indonesia. Rencana itu berlangsung setelah adanya rencana transformasi digital atau robotik di perusahaan. Hingga saat ini memang belum ada PHK. Alasannya manajemen perusahaan perlu melakukan sosialisasi perihal robotisasi tersebut.
Menurut Andi, rencana karyawan yang akan diberhentikan adalah pegawai bagian divisi sortir. "Terutama di bidang sortir, seperti kiriman barang," ujar dia, melalui sambungan telepon pada Kamis, 4 Juli 2024.
Pilihan Editor: Wijaya Karya Ajukan PMN 2025 Rp 2 Triliun, Dialokasikan untuk 2 Proyek di IKN