Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata tidak membenarkan ada pemberian bansos lanjutan hingga akhir tahun. Menurut dia, tambahan belanja tersebut sudah diantisipasi pada pengelolaan APBN 2024.
Pemerintah akan terus memantau beberapa pergeseran dari cadangan yang sudah disipakan untuk bansos seperti belanja kestabilan pangan dan sebagainya. “Semua sudah diperhitungkan. Mudah-mudahan tidak ada kondisi lebih buruk yang mengharuskan kita memberikan intervensi yang lain,”ujar Isa.
World Bank atau Bank Dunia baru sajame mengeluarkan dokumen prospek ekonomi Indonesia berjudul Unleashing Indonesia’s Business Potential - June 2024. Dalam publikasi Bank Dunia menyebut perpanjangan subsidi bantuan sosial atau bansos diprediksi akan menaikkan defisit anggaran.
Perpanjangan program bantuan sosial akan membuat peningkatan belanja subsidi akibat depresiasi mata uang dan pembayaran bunga yang lebih tinggi. “Semuanya diperkirakan akan mendorong defisit fiskal menjadi 2,5 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto) pada akhir 2024,” demikian analisis Bank Dunia dikutip Selasa, 25 Juni 2024.
Bank dunia mencatat angka ini lebih tinggi dari batasan 2,29 persen yang tertera di Undang-Undang APBN 2024. Adapun, hingga Mei, APBN 2024 telah mengalami defisit Rp 21,8 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 0,10 persen terhadap PDB.
Pilihan Editor: Badai PHK Bayang-bayangi Industri Tekstil, Konfederasi Serikat Buruh: Harusnya Pemerintah Bisa Hadir