TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi soal potensi ekonomi Indonesia yang bisa tumbuh delapan persen dalam dua hingga tahun ke depan. Pemerintah menggantungkan harapan pada faktor geopolitik.
Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan, untuk menjadi negara maju, pemerintah memproyeksikan ekonomi harus di atas 5 persen hal itu sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). “Kita tumbuh harus di atas 6, 7, 8 persen. Tentu dalam 2-3 tahun diharapkan dunia berubah, geopolitik berubah. Kalau geopolitik aman, kan kita bisa memanfaatkan bantalan fiskal yang selama ini dilakukan untuk subsidi,” kata Airlangga usai rapat di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024.
Mengenai apa yang perlu digenjot di dalam negeri, Airlangga mengatakan ke depannya sektor digital, semikonduktor itu bisa membuat negara itu melonjak. “Yang sekarang tentu yang Indonesia kuat itu di kritikal mineral, nah kritikal mineral terus dorong juga.”
Sebelumnya, Presiden terpilih Prabowo Subianto optimistis ekonomi Indonesia mampu mencapai pertumbuhan hingga 8 persen dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun ke depan. Hal itu diungkapkan Prabowo saat menghadiri Qatar Economic Forum 2024 di Doha, Rabu, 15 Mei 2024.
Pada kesempatan tersebut, Prabowo sempat ditanya soal proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mampu dicapai dalam lima tahun kepemimpinannya nanti. "Saya sangat yakin, saya sudah berbicara dengan para pakar dan mempelajari angkanya. Saya yakin kita dapat dengan mudah mencapai 8 persen. Saya bertekad melampauinya," kata Prabowo yang pada kesempatan itu turut didampingi wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.
Prabowo mengatakan Indonesia dapat dengan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam waktu 2 hingga 3 tahun. Perekonomian Indonesia tumbuh tahunan sebesar 5,11 persen pada kuartal Januari-Maret, tingkat pertumbuhan tertinggi dalam tiga kuartal, menurut data pemerintah awal bulan ini.
Prabowo mengatakan dia akan menjunjung tinggi tradisi manajemen fiskal yang hati-hati, dengan mengatakan dia bermaksud menjaga batas defisit fiskal pada 3 persen dari produk domestik bruto (PDB).
“Ini soal memfokuskan kembali dan mengurangi limbah, mengurangi alokasi untuk kegiatan yang tidak penting,” katanya. “Sekarang saya pikir inilah saatnya untuk lebih berani dalam menerapkan tata pemerintahan yang baik.”
Dalam kesempatan yang sama, mengatakan kebijakan hilirisasi akan menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi ke depan. Prabowo mengatakan hilirisasi masih akan membutuhkan waktu beberapa tahun. Ketua Umum Gerindra itu menyorot salah satu aspek yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di tahun pertama pemerintahannya ialah dengan pertanian dan pangan (produksi dan distribusi) serta energi.