TEMPO.CO, Jakarta - Wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan, ia ingin mempelajari cara pemerintah India menyelenggarakan makan siang gratis untuk murid sekolah yang sudah dilakukan sejak 1955.
Gibran mengaku banyak mendapat informasi tentang masalah tersebut saat bertemu Duta Besar India Shri Sandeep Chakravorty yang menyambangi kantornya di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin, 1 April 2024.
"Ya kemarin yang dibahas tentang teknologi, AI dan beberapa kerja sama ke depan. (Program makan gratis) Oh iya, itu untuk belajar dan lain-lain," ujar Gibran ketika ditemui awak media di Balai Kota Solo, Selasa, 2 April 2024.
Lantas seperti apa makan siang gratis di India?
Program yang sekarang bernama PM-POSHAN (Pradhan Mantri Poshan Shakti Nirman) mulai diperkenalkan pada tahun 1925 di zaman penjajahan Inggris. Makan siang diberikan di sebuah sekolah di Tamil Nadu. Pada 1955, Sekolah Menengah Putra Sourashtra di Madurai mulai menyelenggarakannya.
Baru pada 1962, pemerintah negara bagian Tamil Nadu mengadakan makan siang gratis untuk sejumah sekolah negeri. Skema ini kemudian diikuti beberapa negara bagian lain sampai akhirnya Mahkamah Agung pada 2001, memerintahkan semua negara bagian menyelenggarakannya.
Untuk pembiayaan, pemerintah pusat dan negara bagian menanggung dengan skema 60:40. Di sejumlah kota besar, penyediaan makan siang ini dilakukan oleh sejumlah lembaga swadaya masyarakat. Namun sempat muncul masalah tentang nilai gizi dan kebersihan makanan yang dikirim ke sekolah-sekolah.
Untuk biaya, selain dari pemerintah juga ada bantuan dari lembaga internasional seperti FAO dan Unicef. Saat ini, biaya makan siang gratis dibedakan berdasarkan kelas murid. Untuk pelajar SD 5,45 rupee sehari (Rp1 ribu) dan pelajar SMP 8,17 (Rp1.500). Jumlah anak yang disediakan makan siang ini sebanyak 120 jutaan di 1,27 juta sekolah.
Yayasan Akshaya Patra adalah salah satu LSM yang mendapat tugas menyediakan makan siang gratis. Yayasan ini menyiapkan makanan bergizi untuk 2 juta anak setiap hari di 65 dapur di 14 negara bagian.
Salah satu dapur di Bangalore, juru masak menghasilkan 75.000 makanan dalam waktu kurang dari empat jam.
Pada Juli 2013, program makan siang gratis ini menyebabkan ratusan anak sekolah desa di Bihar keracunan dengan 23 anak meninggal. Hal ini karena lemahnya pengawasan oleh pemerintah, sehingga makanan yang disajikan tidak sehat.
Namun program ini diakui telah mendorong keluarga miskin menyekolahkan anaknya demi mendapatkan makanan lebih bergizi.
REUTERS | THE WIRE
Pilihan Editor Cek Tarif Tol Trans Jawa dan Sumatera setelah Diskon 20 Persen, ke Solo Hemat Rp104 Ribu