Selain itu, Sarman meyakini, perputaran uang pada periode libur Lebaran akan meningkat di sektor pariwisata, seperti hotel, motel, villa, restoran, kafe, swalayan, warung, toko, destinasi wisata, taman hiburan, UKM makanan khas daerah, batik atau kain khas daerahm dan aneka produk unggulan lainnya.
Sarman menilai perputaran uang pada masa libur Lebaran akan menyebar di seluruh daerah, khususnya di daerah tujuan mudik dan destinasi wisata. Antara lain, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, dan Jabodetabek yang diperkirakan mencapai 62 persen dari jumlah penduduk. Sisanya akan menyebar di Sumatera, Kalimantan, Bali, NTB, Sulawesi, NTT, Maluku, dan Papua.
Dengan perputaran yang cukup besar, menurut dia, dapat dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga. Dia juga menilai perputaran uang selama Ramadan dan Idul Fitri tahun ini akan sangat signifikan dalam menggerek pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I 2024. Hal ini, menurut dia, akan menjadi modal awal untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 2024 bertahan di angka 5 persen.
Sarman berharap pemerintah daerah dapat membantu kelancaran arus mudik dan memastikan para pengusaha di daerah tujuan tidak menaikkan harga yang memberatkan konsumen. Sebab, kenaikan harga yang tinggi akan membuat para pemudik enggan membelanjakan uangnya, seperti tarif masuk ke lokasi wisata, tarif hotel atau penginapan, harga makanan dan minuman dan, serta harga makanan khas daerah atau oleh oleh.
Dia menekankan pelaku usaha di daerah tujuan mudik harus dapat menciptakan pelayanan yang berkesan dan menyenangkan sehingga para pemudik tidak ragu membelanjakan uangnya selama liburan.
Sarman juga berharap pemerintah daerah dapat memberikan jaminan keamanan, kelancaran lalu lintas, khususnya pasar tumpah yang sering sekali memakan jalan lintasan agar selama libur lebaran dapat ditertibkan.
Pilihan Editor: Aturan Penerimaan Pajak Ekonomi Digital, Ini Landasan Regulasinya