Catur menambahkan, Imigrasi Soekarno-Hatta juga menyiapkan langkah penanganan dalam mencegah penumpukan antrian penumpang, terutama saat terjadinya pendaratan beberapa pesawat secara bersamaan. "Dengan melakukan sosialisasi untuk penggunaan autogate, membantu penumpang pada saat penggunaan autogate, terutama bagi penumpang yang berusia lanjut ataupun yang pertama kali menggunakan autogate,"ujarnya.
Petugas Imigrasi juga akan membantu mengarahkan penumpang yang terkendala autogate menuju konter pemeriksaan, melakukan sistem buka tutup terhadap konter pemeriksaan WNA disaat terjadi nya kepadatan penumpang WNI dan begitupun sebaliknya.
Menurut Catur, di terminal II F terdapat 12 konter pemeriksaan pada keberangkatan dan 18 konter pemeriksaan di kedatangan. Adapun jumlah personil saat bertugas 18-20 orang untuk disiagakan pada konter pemeriksaan. Selain itu juga terdapat 5 unit autogate di tiap terminal.
Menurut Catur, penggunaan autogate baik di II F maupun terminal 3 sangat efektif mengurai kepadatan dan antrian penumpang. Hal ini terlihat dari terjadinya peningkatan penumpang dalam menggunakan autogate dalam beberapa bulan terakhir. "Selain itu banyak penumpang yang telah beberapa kali melintasi menggunakan autogate baik di II F maupun Terminal 3," kata Catur.
Berdasarkan pengamatan Tempo ratusan calon jamaah umroh yang akan berangkat ke Tanah Suci memenuhi lobi dan ruang tunggu Terminal II F Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dengan berpakaian seragam dari masing-masing biro perjalanan, para calon jamaah umroh didominasi orang tua dengan usia kisaran di atas 50 tahun itu didampingi keluarga dan pihak travel.
Aryo Gusnawan 30 tahun, jamaah asal Provinsi Riau yang akan umroh bersama ayah, ibu, dan neneknya. "Karena usia mereka sudah lumayan sepuh, saya langsung mendampingi mereka," ujarnya kepada Tempo.
Menurut Aryo, umroh bersama orang tuanya di waktu bulan Ramadan memang sudah lama direncanakan dan dipersiapkan. "Pengen khusuk beribadah dan pahalanya kan lebih besar," kata Aryo.
Pilihan Editor: Ombudsman Kritisi Pemerintah yang Lambat Putuskan Impor Beras: Buatlah Rencana Jangka Panjang