"Pasti rugi, kami para petani merintih saja. Untung-untung kalau dapat 20 karung per hektare," tambahnya.
Petani lainnya di Desa Kabba, Heru Haeruddin, mengaku tetap bersyukur karena sawahnya hanya terendam sekitar satu meter. “Kalau dibandingkan tahun lalu, itu parah karena tidak bisa panen. Ini mungkin masih ada tapi merosot,” kata Heru.
Menurut Heru, produksi padi kali ini dipastikan merosot akibat kebanjiran. Ia mencontohnya dirinya yang menggarap sawah satu hektare. Biasanya satu hektare bisa menghasilkan 6,5 ton gabah, namun menurun menjadi 2,5 ton pada panen raya April mendatang.
“Pasti mempengaruhi produksi kalau kebanjiran, adalah sedikit yang dipanen,” kata lelaki 49 tahun ini. Padahal, para petani telah mengantisipasi agar tak kebanjiran, sehingga ia menanam lebih cepat. Namun, kondisi cuaca berubah sehingga tetap dilanda banjir.
“Tahun ini, kami undur menanam, yaitu Januari, tapi tetap saja kena banjir,” tutur dia yang belajar dari pengalaman tahun lalu ke banjiran di Januari.
Pilihan Editor: Harga Kebutuhan Pokok di Solo Naik Jelang Ramadan, Daging Ayam Potong Capai Rp 40 Ribu per Kilogram