TEMPO.CO, Jakarta - Otorita Ibu Kota Nusantara atau OIKN menggelar market sounding atau penjajakan minat pasar untuk pembangunan proyek hunian di IKN. Kolaborasi ditawarkan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
"KPBU hunian ini yang pertama kali akan dibutuhkan di IKN, kami alokasikan lahan itu paling tidak sekitar 600 hektare untuk hunian," ujar Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Agung Wicaksono ditemui di Ayana Midplaza Jakarta, Kamis, 7 Maret 2024.
Agung memperkirakan total nilai investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan hunian khusus aparatur sipil negara (ASN) saja menembus Rp 150 triliun. Kini, OIKN terus melakukan penjajakan minat pasar untu menggaet investor untuk memenuhi pembangunan hunian di ibu kota baru.
Sampai saat ini, kata Agung, sudah ada tujuh pemrakarsa pembangunan hunian di IKN. Tujuh investor tersebut antara lain, CITIC Contruction, PT Perintis Triniti Properti Tbk, Nindya Karya, Intiland, Ciputra, IJM, dan Maxim. Adapun CITIC Contruction merupakan perusahaan asal Cina dan Maxim berasal dari Malaysia.
Nilai investasi dar 7 perusahaan tersebut, menurut dia, paling tidak mencapai Rp 50 triliun. Tetapi, ia menekankan saat ini masih dalam tahap studi kelayakan atau feasibility study. Studi kelayakan akan dilakukan oleh konsultan yang ditunjuk oleh Kementerian Keuangan, kemudian dilakukan tender.
Dengan demikian, investor yang berminat pada market sounding hari ini dapat menjadi penantang tuju pemrakarsa tersebut. "Karena memang salah satu prinsip dari KPBU ini adalah kompetisi. jadi kami lakukan kompetisi hari ini," ucapnya.
Adapun dalam penjajakan minat pasar hari ini, OIKN menawarkan tiga proyek KPBU sektor perumahan. Proyek tersebut terdiri dari rumah susun dan rumah tapak dengan total nilai investasi Rp 7 triliun.
Proyek pertama, yaitu 8 tower rumah susun yang terdiri dari 266 unit dengan nilai investasi Rp 2,2 triliun. Proyek kedua berupa 209 unit rumah tapak dengan nilai investasi Rp 2,3 triliun. Proyek ketiga, pembangunan 8 Tower rumah susun yang terdiri dari 208 unit dengan nilai investasi Rp 2,5 triliun.
Pilihan Editor: Bantah Proyek IKN Picu Deforestasi Hutan Kalimantan, Otorita: Justru Kami Reforestasi