TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengakui, banyak investor yang masih menunggu (wait and see) untuk berinvestasi di Indonesia karena Pemilu. Namun, setelah Pemilu berlangsung, Luhut merasa yakin target investasi tahun 2024 sebesar Rp 1.650 triliun, dapat tercapai.
Luhut menyebut, usai Pemilu, dirinya mendapatkan beberapa telepon dari investor yang mengucapkan selamat karena Pemilu telah diselenggarakan dengan lancar.
"Itu benar sekali (banyak yang wait and see) jadi memang mereka menanti-nanti. Tapi kemarin saya dapat beberapa telepon yang menyampaikan selamat," ujar Luhut dalam keterangannya di video yang diunggah melalui akun instagram @luhut.pandjaitan pada Rabu, 21 Februari 2024.
Setelah Pemilu berlangsung, Luhut optimistis target investasi sebesar Rp 1.650 triliun dapat tercapai tahun ini tanpa ada masalah. Apalagi, kata Luhut, dirinya semakin optimis dengan adanya konfirmasi dari China yang akan membangun pabrik Petrokimia di Kalimantan Utara.
"Saya senang lagi kemarin, walaupun di Tiongkok atau semua dunia mengalami ekonomi agak sulit, mereka juga sudah (sampaikan) petrochemical yang akan dibangun juga akan tetap dilanjutkan," ucap dia.
Selain itu, Luhut juga menyebut adanya kepastian investasi melalui proyek-proyek lain seperti proyek downstreaming dari stainless steel yang dapat digunakan menjadi garpu, sendok, jarum suntik, dan sebagainya.
"Itu mereka sudah minta ingin masuk dan kita akan bikin kawasan khusus untuk ini, sehingga UMKM itu akan mendapat peluang juga untuk nanti ya ada di situ," kata Luhut.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 menjadi tantangan untuk mencapai target investasi 2024 sebesar Rp1.650 triliun.
“Pasti setiap masa pemilu dunia akan berkorelasi ke ekonomi,” kata Bahlil di Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil berharap agar Pemilu 2024 hanya berlangsung satu putaran. Menurut dia, dengan satu putaran maka pihak investor pun mendapatkan kepastian lebih cepat terkait siapa pemimpin Indonesia setelah Presiden Joko Widodo.
Melalui satu putaran pun, kata dia, Indonesia jadi memiliki waktu yang lebih panjang untuk mengoptimalkan upaya realisasi target investasi sebesar Rp1.650 triliun tersebut.
"Insya Allah kalau selesai pemilu, sudah ada hasilnya, maka ada ruang untuk kita bisa mengoptimalkan pencapaian target Rp1.650 triliun,” kata Bahlil.
YOHANES MAHARSO | ANTARA
Pilihan Editor: Terkini Bisnis: Kecurangan Pemilu Turunkan Minat Investor, Resesi Jepang Ganggu Ekspor dan Investasi