TEMPO.CO, Jakarta - Hasil quick count atau hitung cepat pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 sejumlah lembaga survei menunjukkan pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran memperoleh suara lebih dari 50 persen.
Suara tersebut mengungguli dua kandidat Pilpres lainnya, yakni Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, dan Ganjar Pranowo – Mahfud Md. Keunggulan pasangan capres-cawapres yang didukung Koalisi Indonesia Maju ini juga membuat kemungkinan Pilpres berlangsung dalam satu putaran semakin terbuka karena rata-rata perolehan suara Prabowo-Gibran mencapai sekira 56-58 persen.
Keunggulan tersebut menarik perhatian publik untuk menagih salah satu janji Prabowo-Gibran mengenai makan siang gratis dan susu gratis untuk anak-anak seluruh Indonesia. Prabowo menilai bahwa hal itu dapat mengatasi permasalahan stunting di Indonesia.
Prabowo memperkirakan biaya yang diperlukan untuk melaksanakan program makan siang gratis dan susu gratis ini sekitar Rp 460 triliun. Dia juga menyebut bahwa sejumlah negara, termasuk yang memiliki pendapatan perkapita lebih rendah dari Indonesia, telah melaksanakan program serupa.
"Sekitar 460 triliun lebih. Everybody will ask, uangnya dari mana? APBN sekarang, alokasi untuk Bansos itu adalah Rp 493 triliun, hampir Rp 500 triliun. Apakah itu tidak termasuk bantuan sosial? The answer is so easy. Apakah memberi makan anak-anak sekolah tidak termasuk bidang pendidikan?" katanya di Ritz Carlton, Jakarta pada Rabu, 31 Januari 2024.
Menurut Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Mulya Amri, dana untuk program tersebut diambil dengan mengoptimalkan penerimaan yang diterima oleh negara. "Kita harus tingkatkan penerimaan yang belum optimal diterima oleh negara. Kalau kita hanya berpikir dengan referensi APBN yang sekarang, maka kita akan terbelenggu sendiri. Kita harus berpikir out of the box," ujar Mulya Amri dalam keterangannya kepada Tempo yang dikutip pada Jumat, 22 Desember 2023.
Ia menjelaskan, dana untuk membiayai program makan siang dan susu gratis itu tidak terbatas hanya dari sumber anggaran yang tersedia selama ini. "Pertanyaannya, bagaimana kita bisa dapat dananya dari sumber baru atau sumber yang belum optimal? Bukan bagaimana kita mengalihkan dari pos anggaran yang lain," katanya.
Oleh sebab itu, salah satu yang akan dilakukan Prabowo-Gibran untuk meningkatkan penerimaan yaitu dengan membentuk Badan Penerimaan Negara. Tujuannya, kata Mulya, agar penerimaan negara serius ditangani. "Sumber-sumber yang belum optimal didapat, kita gali terus."
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budisatrio Djiwandono, menyatakan bahwa target 82,9 juta penerima manfaat program ini baru bisa tercapai pada 2029. Budisatrio juga menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk mengalihkan anggaran program kesejahteraan yang sudah berjalan untuk program makan siang gratis.
"Dalam hitungan kami, target 82,9 juta penerima manfaat program ini baru bisa tercapai pada 2029. Jadi kami punya waktu untuk menyiapkan anggarannya, baik dari efisiensi, peningkatan penerimaan anggaran, ataupun sumber lainnya,” kata Budisatrio dalam siaran resmi TKN Prabowo-Gibran di Jakarta, Senin 4 Desember 2023.
Meskipun begitu, pada 16 Februari 2024 Budisatrio justru menepis pendapat bahwa program makan siang gratis baru terlaksana pada 2029. Dilansir dari Antara, Budisatrio menegaskan bahwa narasi tersebut merupakan misinformasi yang disebarkan dengan sengaja oleh pihak lain. Dia menjelaskan bahwa program makan siang gratis akan segera dilaksanakan setelah Prabowo-Gibran dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
“Tidak benar bahwa program makan siang dan susu gratis baru akan dijalankan pada 2029. Program ini adalah salah satu prioritas utama Prabowo-Gibran dan akan segera dilaksanakan setelah Pak Prabowo dan Mas Gibran dilantik sebagai presiden dan wakil presiden,” ujar Budisatrio
Dia menambahkan bahwa narasi tersebut muncul karena pernyataannya yang disalahartikan. Budisatrio menjelaskan bahwa pernyataannya sebenarnya adalah bahwa program makan siang baru akan mencapai target maksimal pada 2029.
“Pernyataan saya di awal bulan Desember dipotong dan dihilangkan konteksnya, sehingga terkesan bahwa saya mengatakan bahwa program makan siang dan susu gratis baru akan terlaksana pada 2029. Padahal yang benar adalah bahwa program makan siang gratis baru akan mencapai target maksimalnya dengan mencakup 82,9 juta anak pada tahun 2029,” kata dia.
Ekonom: Bisa kalau dipajakin semua
Ekonom sekaligus Director of Digital Economy Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyoroti sumber pembiayaan program makan siang gratis plus susu yang disebut membutuhkan biaya hingga Rp 400 triliun.
Nailul menyebut, biaya sebesar Rp 400 triliun untuk program makan siang dan susu gratis ini memang dapat diwujudkan dengan peningkatan penerimaan negara. "Kalau mau dipajakin semua tentu saja bisa sampai itu Rp 400 triliun, naikin tarif PPN, kenaikan PPN ke semua barang termasuk sembako, dan lain sebagainya," ujar Nailul kepada Tempo pada Jumat, 22 Desember 2023.
Ia mengatakan sebenarnya poin yang lebih penting dari program makan siang dan susu gratis ini bukan dari sumber pembiayaan. "Saya rasa yang perlu itu bukan dari bagaimana cari pendanaan, tapi rasionalisasi program. Kalo tidak rasional dalam hal pembiayaan ya ngapain dikampanyekan," ujar Nailul.
ANANDA BINTANG P I YOHANES MAHARSO JOHARSOYO
Pilihan Editor: Geger Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Bakal Pangkas Subsidi BBM