TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno berharap jika ajang F1 Powerboat (F1H2O) yang digelar di Danau Toba pada tahun ini bisa meningkatkan multiplier effect (efek pengganda) dalam perekonomian Indonesia, dengan target kenaikan sebesar 20-25 persen dibanding tahun lalu. Tahun lalu, dampak ekonomi dari F1 Powerboat mencapai Rp 391 miliar. Sandiaga berharap perhelatan acara ini dapat memberikan kontribusi lebih besar.
“Jadi kita berharap tahun ini ada peningkatan 20-25 persen dan dampak ekonominya lebih besar karena semakin menonjolkan produk-produk ekonomi kreatif dan budaya,” ujar Sandiaga dalam Konferensi Pers F1 PowerBoat (F1H20) Danau Toba di Gedung Kemenko Marinves pada Rabu, 7 Februari 2024.
Ia menyebutkan bahwa para pelaku ekonomi kreatif di sekitar Danau Toba telah mendapatkan pelatihan untuk mendukung kesuksesan F1 Powerboat 2024.
"Kami mendorong produk kuliner, produk kriya, dan fesyen dari Danau Toba ini semakin berkembang karena juga sudah kita lakukan pelatihan di berbagai sentra ekonomi kreatif di sekitar Danau Toba,” imbuhnya.
Sandiaga juga mendorong media digital untuk turut serta dalam mempromosikan F1 Powerboat.
“Jadi jika yang nonton langsung di sana 100 ribu-200 ribu, tapi yang nonton di media digitalnya itu jutaan dan ini ternyata mendorong kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia,” tutur Sandiaga.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investas (Menko Marinves), Luhut Binsar Pandjaitan, menambahkan bahwa F1 Powerboat 2024 akan mengalami perubahan fundamental dengan menggabungkan keindahan Danau Toba dengan budaya Batak.
“Jadi akan banyak side event (acara tambahan) yang kita buat itu untuk mempromosikan culture atau budaya Batak yang dikombinasikan dengan keindahan Danau Toba,” kata Luhut.
Setelah sukses digelar tahun lalu, F1 Powerboat tahun ini akan kembali diadakan di Balige, Danau Toba, Sumatera Utara, pada tanggal 2-3 Maret 2024. Nantinya, ada 18 pembalap internasional dari 10 negara yang akan berpartisipasi.
ADINDA JASMINE PRASETYO
Pilihan Editor: Apakah Konsultasi ke Psikolog dan Psikiater Ditanggung BPJS Kesehatan?