TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, menanggapi optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa mencapai 5,2 persen. Menkeu mengatakan angka tersebut didorong oleh aktivitas Pemilihan Umum (Pemilu).
“Kalau dari CORE, dari kami itu memprediksikan di 2024 pertumbuhan ekonomi itu di 4,9 sampai 5 persen,” ujar Faisal ketika dihubungi Tempo, dikutip Jumat, 2 Februari 2024.
Faisal menjelaskan, Pemilu memang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi RI, setidaknya pada tiga sumber pertumbuhan, yakni konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, dan investasi.
“Dari konsumsi, swasta, nah ini biasanya pada tahun-tahun Pemilu memang cenderung meningkat sejalan dengan tambahan aktivitas untuk penyelenggaraan Pemilu. Apalagi di tahun ini bukan hanya Pilpres tapi juga ada Pilkada,” tuturnya.
Namun, kata Faisal, jika dibandingkan dengan periode sesama Pemilu, konsumsi swasta semakin rendah. “Misalnya dengan periode sebelumnya 5 tahun sebelumnya 2019, 2014, dan seterusnya ke belakang, makin kesini dorongan Pemilu terhadap konsumsi swasta semakin rendah,” kata dia.
Menurutnya, hal ini dikarenakan model kampanye yang sudah berubah, yaitu mulai mengarah pada media sosial atau platform digital dibandingkan sektor riil untuk kegiatan kampanyenya. “Misalnya bagi-bagi kaos, kemudian acara-acara yang event-nya sangat masif di periode-periode sebelumnya, apalagi kalau kita berbicara 20 tahun lalu.”
Meski begitu, Faisal mengklaim untuk sektor belanja pemerintah tetap ada tambahan alokasi untuk penyelenggaraan Pemilu. Sementara untuk investasi, pada tahun Pemilu biasanya mengalami perlambatan karena para pelaku bisnis atau investor umumnya menahan diri untuk mengambil keputusan yang besar. “Termasuk keputusan untuk investasi baru ini,” ucapnya.
Namun, investasi ini terjadi pada sektor-sektor tertentu dan ada pengecualian bagi sektor-sektor yang memang tidak terpengaruh kondisi Pemilu. “Contohnya, misalnya, hilirisasi yang sekarang digalakkan oleh pemerintah. Artinya dari sisi investasi ada perlambatan di sebagian sektor, tapi di sisi yang lain hilirisasi itu tetap mendorong investasi,” ujar direktur itu.
Dengan demikian, Faisal melihat pertumbuhan ekonomi pada tahun ini relatif stabil. “Tidak makin cepat dan tidak juga makin lambat pertumbuhannya pada tahun pemilu."
Sebelumnya, Sri Mulyani optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 bisa mencapai 5,2 persen. Angka tersebut sesuai dengan asumsi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Pertumbuhan tahun ini, menurutnya juga didorong oleh pemilihan umum.
"Proyeksi pertumbuhan yang kuat pada 2024 terutama didorong aktivitas penyelenggaraan Pemilu," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta pada Selasa, 30 Januari 2024.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu berharap agenda Pemilu dapat berdampak positif pada aktivitas konsumsi pemerintah dan masyarakat. Dia pun optimistis dampak positif akan terasa dengan berlanjutnya pelaksanaan dan penyelesaian proyek-proyek strategis nasional (PSN) pada 2024 ini.
Meski optimistis, Sri Mulyani mengingatkan bahwa saat ini masih ada berbagai risiko global. Di antaranya soal kecenderungan pelemahan ekonomi dari sejumlah negara utama dunia seperti Tiongkok, serta meningkatnya tensi geopolitik. Ditambah pula dengan fragmentasi global yang juga bisa menciptakan tekanan di berbagai negara.
DEFARA DHANYA | RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan Editor: Tiba-tiba Muncul Bansos Jokowi Berbentuk BLT Rp 600 Ribu, dari Mana Uangnya?