TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden atau Capres nomor urut dua Prabowo Subianto menjanjikan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 8 persen jika menang dalam Pilpres 2024.
Ia yakin fondasi yang dibangun oleh presiden sebelumnya bisa jadi pijakan membangun perekonomian Indonesia ke depan. "Saya optimistis pertumbuhan kita seandainya saya menerima mandat, (bisa) sasar minimum 8 persen," kata Prabowo dalam agenda Trimegah Political and Economic Outlook 2024 di Jakarta pada Rabu, 31 Januari 2024.
Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Mulya Amri, menuturkan, pertumbuhan produk domestik bruto PDB sebesar 8 persen dapat tercapai dengan mendorong aktivitas ekonomi di berbagai tingkatan. Target itu akan tercapai secara bertahap melalui sejumlah strategi yang telah disiapkan.
Pertama, kata Mulya adalah hilirisasi di semua komoditas, sebagaimana yang kerap dikampanyekan oleh duet Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming Raka itu. Mulya menambahkan, Indonesia punya bahan baku dan industri pengolahannya.
Kedua, mengembangkan sektor-sektor ekonomi baru, seperti ekonomi hijau dan ekonomi biru. "Ekonomi hijau dan biru saat ini sangat perlu didukung karena masa depan ekonomi di sektor-sektor tersebut," ujar Mulya kepada Tempo pada Kamis, 1 Februari 2024.
Ketiga, dukungan dari sektor keuangan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Prabowo dan Gibran akan memastikan dukungan dari sektor keuangan agar uang yang ada di Indonesia bisa tersalurkan ke sektor riil sebanyak mungkin.
Keempat, Prabowo dan Gibran memastikan aktivitas ekonomi bergerak di semua tingkatan, sampai ke tingkat paling lokal seperti desa. Ia mengklaim program seperti makan siang dan susu gratis akan memastikan bergeraknya aktivitas ekonomi sampai tingkat lokal dan melibatkan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Sebelumnya, di dalam dokumen visi dan misinya, Prabowo-Gibran pasang target pertumbuhan ekonomi sebesar 6 sampai 7 persen. Target tersebut, menurut Mulya adalah target yang optimis sekaligus realistis.
"Target 8 persen adalah target sangat optimistis, tapi tetap realistis. Bisa dicapai kalau semua bergerak sesuai rencana, tahap-demi tahap. Kami optimistis karena ruang tumbuh bagi Indonesia sangat besar," tutur Mulya.
Adapun Dradjad Wibowo yang juga anggota Dewan Pakar TKN membeberkan alasan Prabowo menyebutkan angka yang berbeda dengan dokumen visi-misinya. Menurut Drajad, Prabowo pada awalnya memang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Namun, Dewan Pakar TKN belum menemukan jalur untuk mencapainya.
"Yang sudah ditemukan adalah 6 sampai 7 persen, sehingga angka tersebut yang dicantumkan dalam visi misi. Melalui berbagai simulasi, setelah menyisir sumber-sumber penerimaan negara, jalur pertumbuhan 8 persen tersebut akhirnya ditemukan," kata Dradjad ketika dihubungi Tempo pada Kamis, 1 Februari 2024.
Ia menyatakan, target tersebut bukan per tahun, melainkan selama periode 2025-2029. "Bukan rata-rata 8 persen per tahun selama 2024-2029, tapi jalur agar 8 persen bisa diwujudkan dalam periode tersebut."
Dradjad menyebutkan dua syarat ketat agar strategi Prabowo dan Gibran bisa dijalankan. Pertama, sumber-sumber penerimaan negara yang selama ini tidak terkoleksi, wajib dikoleksi. Kedua, tahap awal eksekusinya perlu dijalankan sejak 2024. "Ini agar tercipta pondasi pertumbuhan yg kuat pada tahun 2024-2029, sehingga jalur 8 persen tadi terbuka, sementara efek pemanasan ekonominya bisa terkendali," kata dia.
Pilihan Editor: Targetkan 15 Juta Lapangan Kerja Baru, Anies-Cak Imin Ingin Alihkan Pekerja Sektor Informal ke Formal