TEMPO.CO, Tulungagung - Calon wakil presiden nomor urut satu Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyoroti peluang pasar ikan air tawar dari pembudidaya lokal yang belum tergarap maksimal. Ia menyebut sebetulnya ada peluang besar dari pemenuhan kebutuhan konsumsi jemaah haji asal Indonesia selama beribadah di Tanah Suci Mekkah dan Madinah.
"Bagaimana pun, persoalan pemasaran ini kita (pemerintah) harus melirik pasar luar negeri. Dan yang jelas-jelas ada di depan mata salah satunya (momentum ibadah) haji. Jemaah kita itu ada 250 ribu lebih, tapi kan yang menikmati dari konsumsi para pengusaha bukan dari Indonesia," ucap Cak Imin saat bertemu seribuan pembudidaya ikan air tawar di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis, 25 Januari 2024.
Saat itu Cak Imin juga menyebutkan ke depan bisa saja Menteri Agama didorong turut membantu para pembudidaya ikan tersebut. "Kalau perlu nanti Menteri Agama saya rangkap, supaya haji yang besar juga menguntungkan pembudidaya," katanya berseloroh yang kemudian disambut tawa hadirin.
Dengan begitu, kata dia, Menteri Agama bisa memiliki nilai tawar yang tinggi atas besarnya jumlah jemaah haji Indonesia tersebut. Kemenag pun bisa mengeluarkan kebijakan menggandeng pengusaha Indonesia untuk menyuplai kebutuhan konsumsi ikan untuk ratusan ribu jemaah haji asal Tanah Air, bahkan mancanegara.
Dalam kesempatan itu itu, Cak Imin berjanji akan membenahi sektor perikanan mulai hulu hingga hilir bila menang dalam Pilpres 2024. Pembenahan sektor perikanan ini termasuk dalam hal pemasaran agar nelayan maupun pembudidaya ikan air tawar lebih berdaya dan sejahtera.
"Insya Allah, kalau kita terpilih hilir hulunya dari titik produksi sampai ke konsumennya itu akan kita jaga betul supaya menguntungkan para pembudidaya ikan air tawar yang jumlahnya sangat besar (di Indonesia)," kata Cak Imin.
Hal ini disampaikan Cak Imin usai menandatangani kontrak politik dengan ratusan kelompok pembudidaya ikan air tawar. Kampanye tersebut digelar di sentra budidaya ikan air tawar yang berlokasi di Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Pasangan Capres Anies Baswedan dalam acara itu mendengar sejumlah permasalahan yang disampaikan pembudidaya ikan air tawar Kabupaten Tulungagung. Beberapa di antaranya adalah terus naiknya harga pakan, ketidakpastian purna jual ikan pascapanen, mutu produk pakan yang tidak stabil hingga kurangnya dukungan pemerintah dalam memasarkan produk ikan lokal.
"Kami menitipkan beberapa aspirasi yang pertama mendorong perlunya menekan biaya produksi. biaya terbesar dalam produksi ikan adalah pakan," kata perwakilan pembudidaya ikan air tawar, Muklason.
Muklason menjelaskan saat ini pembudidaya ikan air tawar Tulungagung memproduksi sekitar 1.000 ton ikan per bulan. Ikan tersebut terdiri dari berbagai jenis, mulai dari patin, lele hingga berbagai jenis ikan hias.
Namun para pembudidaya ikan tawar kesulitan karena kenaikan harga pakan tidak sebanding dengan kenaikan harga jual ikan ke pasaran. Sebagai contoh, pada tahun 2012 harga pakan pada 2012 sekitar Rp 220 ribu per sak dan saat ini naik hingga Rp 350 ribu per sak. Selain itu, kualitas pakan ikan pabrikan yang terus menurun.
"Sedangkan harga ikan patin dulu Rp15 ribu sekarang Rp18 ribu per kilogram. Artinya hanya naik Rp3 ribu. Ini tentu tidak seimbang antara harga ikan dengan harga pakan," ujar Muklason.
Usai mendengar sejumlah keluhan para pembudidaya ikan air tawar itu, Cak Imin berjanji membenahi sektor perikanan mulai hulu hingga hilir agar kesejahteraan para pembudidaya bisa lebih terjamin. Ia pun menandatangani pakta integritas dengan pembudidaya ikan
ANTARA
Pilihan Editor: Meski Sering Mengkritik, Anies-Cak Imin Bakal Lanjutkan Hilirisasi