TEMPO.CO, Jakarta - Ada yang berbeda pada konferensi pers yang digelar Kementerian Investasi pada hari ini. Sedianya, Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengumumkan perkembangan investasi di Tanah Air pada pukul 11.00 WIB, namun realisasinya molor hingga lebih dari 30 menit.
Musababnya, alih-alih memaparkan capaian kinerja investasi lebih dulu, Bahlil Lahadalia justru memulai presentasinya dengan topik hilirisasi nikel dan baterai kendaraan listrik lithium ferro-phosphate (LFP). Seperti diketahui, baterai LFP sempat menjadi sorotan setelah dibahas dalam sesi Debat Cawapres 2024, Ahad malam, 21 Januari 2024.
"Tidak benar kalau ada seorang mantan pejabat atau pemikir ekonomi yang menyatakan bahwa sekarang nikel tidak dikejar, sedangkan bahan yang dikejar investor untuk bikin mobil listrik LFP," kata Bahlil.
Menurut Bahlil, bahan baku baterai LFP, termasuk lithium, memang tidak ada di Indonesia. Indonesia, kata dia hanya memiliki mangaan, cobalt, dan nikel. Ketiga bahan itulah yang menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik bernama NMC.
"Sekarang kita itu mau fokus mengembangkan potensi sumber daya alam atau mau mempromosikan negara lain? Ini lucu," ujar Bahlil.
Bahlil lantas mengatakan bahwa bangsa Indonesia tidak boleh hancur lantaran campur tangan pihak asing yang merusak kebijakan publik. Sebab, ia berujar, yang paling mengetahui tujuan bangsa Indonesia adalah rakyat dan pemerintah Indonesia sendiri.
"Apa benar nikel akan ditinggalkan? Ini kebohongan publik," kata Bahlil.
Lebih lanjut, Bahlil mengklaim bahwa batreai LFP yang digunakan Tesla adalah untuk mobil standar. Sebab, kata dia, kualitas jarak tempuh masih lebih bagus dengan baterai nikel atau NMC.
"Jadi, jangan omon-omon saja. Bahaya ini negara kalau dibuat begini," kata Bahlil.
Sebelumnya, dalam Debat Cawapres 2024, baterai LFP sempat disinggung Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka. Saat itu ia bertanya ke Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar tentang LFP, tetapi tidak puas dengan jawabannya.
Gibran lantas menilai Cak Imin tidak memahami sepenuhnya soal LFP, padahal hal tersebut sering digaungkan oleh timsesnya. “Yang sering ngomongnya LFP itu timsesnya, tapi cawapresnya nggak paham LFP itu apa, kan aneh,” ujar Gibran, dalam debat keempat Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, yang digelar pada Ahad, 21 Januari 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat. Gibran juga menyinggung jika masalah LFP sering disebut oleh Thomas Lembong.
Beberapa waktu lalu, Thomas Lembong alias Tom Lembong memang mengkritik kebijakan hilirisasi nikel Presiden Jokowi. Ia menilai pemerintahan era Jokowi terobsesi pada nikel, tetapi tidak berorientasi pada pasar.
"Pemerintah kemarin melihat harga nikel bagus, permintaan tinggi, karena semua baterai mobil listrik pakai nikel," kata kata Tom dalam acara Diskusi Publik Pandangan Capres/Cawapres 2024-2019 tentang Kebijakan Industri, Hilirisasi dan Perubahan iklim di Gedung CSIS Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023.
Padahal, menurut Tom Lembong, industri bakal mencari bahan baku lain ketika bahan baku nikel mahal dan pasokannya tidak stabil. Ia memberi contoh produksi Tesla, mobil listrik Elon Musk, yang beralih menggunakan baterai LFP. "Sesuai prinsip dasar ekonomi, harga tinggi menyebabkan substitusi."
RIRI RAHAYU | ADINDA JASMINE PRASETYO
Pilihan Editor: Bahlil Sebut Investasi Hilirisasi Tembus Rp 375,4 Triliun Sepanjang 2023