TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Penyusunan Visi-Misi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) Wijayanto Samirin mengatakan Muhaimin alias Cak Imin akan menyampaikan pandangan soal isu transisi energi dalam debat cawapres pada Minggu, 21 Januari 2024.
Sebab, menurutnya, transisi energi belum mendapat perhatian serius. Realisasi bauran energi baru terbarukan (EBT) juga baru mencapai 13,1 persen alias jauh dari target 23 persen pada 2025.
"Upaya pemerintah dalam bentuk kebijakan maupun insentif fiskal masih belum terlihat nyata. Undang-Undang EBT pun kita belum punya," kata Wijayanto kepada Tempo, Jumat, 19 Januari 2024.
Wijayanto mengatakan penggunaan EBT perlu terus didorong. Ia pun menilai program kompor listrik yang diwacanakan kembali oleh pemerintah sebagai program bagus. Sebagai informasi, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan program kompor listrik akan dimulai kembali dan melanjutkan program rice cooker gratis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Namun Wijayanto mengatakan bahwa transisi energi menuju EBT perlu memperhatikan sumber pembangkit listrik yang digunakan. "Masih batu bara atau EBT? Idealnya peran EBT yang makin dikedepankan," tuturnya.
Adapun dalam dokumen visi-misinya, pasangan capres-cawapres nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) memasukkan isu energi dalam misi 1. Amin menyebut akan memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dan biaya hidup murah melalui ketahanan pangan, ketahanan energi, dan kedaulatan air.
Soal transisi energi, dalam dokumen tersebut Amin menyebut akan melaksanakan program “Indonesia Menuju EBT” melalui diversifikasi energi, termasuk bioenergi, panas bumi, air terjun, angin, hidrogen, dan tenaga surya. Program ini akan pemerintah dari sisi pembiayaan maupun pemetaan potensi, serta dengan memaksimalkan transfer teknologi.
Program selanjutnya, yakni memaksimalkan peran panas bumi sebagai sumber energi penting. Caranya, dengan mendorong penemuan cadangan terbukti oleh pemerintah, untuk menurunkan risiko dan meningkatkan daya tarik investasi. Amin juga membuka peluang bagi masyarakat dan komunitas, untuk memproduksi EBT dan memasarkannya ke Perusahaan Listrik Negara (PLN). Program ini ditujukan untuk mendorong pertumbuhan EBT.
Selain itu, Amin akan mendorong inovasi pembiayaan EBT melalui berbagai pendekatan, termasuk: project development funding, viability gap financing, dan credit enhancement funding. Kemudian, memanfaatkan green financing dengan bunga yang kompetitif, dan merealisasikan peluang carbon trading dan bursa karbon guna mendapatkan sumber pendanaan murah dari luar negeri.
Amin juga bakal membentuk Dana Abadi (Resource Endowment Fund) berasal dari pendapatan sumber daya alam (SDA), yang dialokasikan untuk riset EBT, peningkatan kualitas manusia, dan untuk memberikan insentif bagi penerapan EBT. Program Amin lainnya adalah mendorong penggunaan kendaraan umum oleh masyarakat melalui edukasi, perbaikan sarana-prasarana, peningkatan layanan dan keekonomian harga tiket, yang diikuti dengan konversi menuju kendaraan umum listrik.
Pilihan Editor: Jelang Debat Cawapres, Cak Imin Makin Intens Diskusi dengan Dewan Pakar Timnas AMIN