TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan ekonomi Indonesia akan terdampak jika Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mundur dari jabatannya. Pasalnya, selama ini Indonesia mendapat kepercayaan dari internasional berkat kredibilitas tinggi Sri Mulyani.
Walhasil, kata Bhima, jika Sri Mulyani benar-benar mundur seperti isu yang bertiup kencang saat ini, kepercayaan investor hingga kreditor terhadap Indonesia bisa anjlok.
"Konsekuensinya, kita akan susah dapat pinjaman baru dan kerja sama investasi," kata Bhima kepada Tempo, Kamis, 14 Januari 2024. "Proyek bisa terganggu. Investor akan beralih ke negara lain yang punya kredibilitas ekonomi."
Kendati begitu, Bhima menilai keputusan Sri Mulyani bila benar-benar mundur dari kursi Menteri Keuangan sebagai keputusan yang tepat. "Kalau Sri Mulyani bertahan sampai periode Jokowi selesai, kredibilitasnya justru dipertanyakan."
Sebab, menurut Bhima, situasi pemerintahan Presiden Jokowi saat ini justru membahayakan ekonomi Indonesia. Apalagi ada sejumlah skandal, salah satunya adalah keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia calon wakil presiden (cawapres).
Seperti diketahui, putusan yang diketok Ketua MK Anwar Usman membuat sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang masih berusia 36 tahun bisa maju menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto. Putusan itu juga ditengarai ada konflik kepentingan lantaran Anwar Usman merupakan saudara ipar Jokowi sekaligus paman Gibran.
"Di era Jokowi, tingkat korupsi juga tinggi. Kemarin, PPATK melaporkan 36 persen dana proyek strategis nasional masuk rekening pribadi," kata Bhima.
Dengan mundurnya Sri Mulyani, Bhima berharap Presiden Jokowi bisa sadar bahwa situasi pemerintahannya saat ini justru membahayakan ekonomi dalam jangka panjang. Selain itu, ia berharap Presiden Jokowi sadar bahwa pentingnya seorang menteri non-politisi dalam menjaga kepercayaan internasional terhadap Indonesia.
"Tanpa Sri Mulyani, sebenarnya ekonomi Indonesia sangat rapuh," ujar Bhima.
Sebelumnya, isu Sri Mulyani mundur dari jajaran Menteri Jokowi disampaikan ekonom senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri. "Saya dengar Bu Sri Mulyani yang paling siap untuk mundur," ujar Faisal dalam acara Political Economic Outlook 2024 yang diunggah di akun YouTube Progresif Idn pada Senin, 15 Januari 2024.
Faisal juga mengajak masyarakat untuk membujuk mantan Managing Director World Bank itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan menteri-menteri lain untuk mundur dari kabinet Jokowi. Ihwalnya, dia menilai kinerja pemerintahan Jokowi buruk. Ia berujar, mundurnya sejumlah menteri bisa sangat berdampak. "Efeknya akan dahsyat," tuturnya.
Sementara itu, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana memastikan bahwa kabinet akan tetap solid membantu Kepala Negara dalam menyelenggarakan pemerintahan hingga akhir masa jabatan. Ia pun meminta wartawan menanyakan kepada pihak-pihak yang melontarkan isu sejumlah menteri akan mundur dari jabatannya.
"Terkait isu yang sengaja dilemparkan oleh beberapa pihak bahwa ada menteri yang siap mundur atau tidak nyaman dalam pemerintahan. Tanyakan saja ke pihak-pihak yang melontarkan isu tersebut," kata Ari di Jakarta, Kamis, 18 Januari 2024.
RIRI RAHAYU | ANTARA | AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: Faisal Basri Bantah Bujuk Sri Mulyani untuk Mundur dari Kabinet Jokowi: 99 Persen Saya Yakin Dia Resah