TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura II mencatat jumlah pergerakan penumpang di 20 bandara yang dikelola perusahaan pelat merah itu sepanjang Januari - Desember 2023 secara kumulatif mencapai 80,14 juta penumpang atau lebih tinggi 9 persen dibandingkan target sebanyak 73,3 juta penumpang.
"Jumlah penumpang sepanjang 2023 itu juga meroket 30 persen dibandingkan dengan jumlah penumpang 2022 yakni 61,99 juta penumpang," ujar Senior Vice President of Corporate Secretary AP II Deni Krisnowibowo dalam keterangan tertulis, Rabu 17 Januari 2024.
Sementara itu, jumlah pergerakan pesawat di 20 bandara secara kumulatif tercatat 599.699 penerbangan atau naik 19 persen. Menurut Deni, lalu lintas penerbangan di bandara PT Angkasa Pura II pada 2023 melampaui target, menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam mendorong optimalisasi slot time penerbangan untuk mengakomodir tingginya permintaan perjalanan udara pascapandemi COVID-19.
"Jumlah penumpang yang meroket dan melampaui target ini tidak lepas dari dukungan para stakeholder di seluruh bandara AP II," kata Deni.
Pencapaian ini, Deni menambahkan, juga menunjukkan kemampuan AP II bersama stakeholder mendorong optimalisasi slot time penerbangan di seluruh bandara melalui pengaktifan kembali rute yang sempat ditutup saat pandemi, pembukaan rute-rute baru, dan peningkatan frekuensi penerbangan di rute eksisting, seperti misalnya pada Oktober 2023 dilakukan full operation Bandara Kertajati (Jawa Barat).
Adapun saat pandemi melanda pada 2020 jumlah penumpang pesawat di bandara-bandara AP II secara kumulatif tercatat 35,86 juta penumpang, lalu pada 2021 turun ke 31,55 juta penumpang, kemudian pada 2022 ketika status pandemi dicabut meningkat ke 61,99 juta penumpang, dan pada 2023 meroket ke 80,14 juta penumpang.
Deni mengatakan jumlah penumpang 2023 sebanyak 80,14 juta penumpang ini merefleksikan tingkat pemulihan (recovery rate) sebesar 88 persen dari kondisi sebelum pandemi pada 2019 yang mencatatkan jumlah penumpang sebanyak 90,76 juta penumpang.
“Recovery rate pada 2023 sudah menyentuh nyaris 90%, dan kami berharap pada 2024 recovery rate akan terus meningkat,” ujar Deni.