TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atau Menpan RB Abdullah Azwar Anas menanggapi temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan atau PPATK mengenai aliran dana proyek strategis nasional alias PSN ke kantong pribadi Aparatur Sipil Negara atau ASN. Ia menyebut, temuan tersebut sudah masuk ke ranah hukum.
Anas mengaku dirinya belum mengetahui detail temuan itu. Meski demikian, pihaknya menghormati proses yang dilakukan PPATK untuk mendalami temuan itu. "Aku belum tahu peristiwanya. Tapi nanti tentu itu kan ada proses yang mestinya dilalui ya," ujar Anas dalam keterangannya di Kantor Kemenpan RB pada Kamis, 11 Januari 2024.
Menurut Anas, jika temuan itu benar, kata Anas, maka harusnya sudah masuk ke ranah hukum bukan lagi masuk pelanggaran etik ASN. "Karena itu (temuan PPATK) sudah masuk ke bukan lagi pelanggaran ASN ya. Nanti bisa bagian hukum atau apa," ujar Anas.
Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan atau PPATK menemukan 36,67 persen anggaran proyek strategis nasional alias PSN masuk kantong pribadi. Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan sepertiga lebih duit proyek pembangunan pemerintah tersebut ditilap oknum Aparatur Sipil Negara atau ASN dan politikus.
“Sebanyak 36,67 persen diduga digunakan untuk pembangunan yang tidak digunakan untuk pembangunan proyek tersebut. Artinya ini digunakan untuk kepentingan pribadi,” kata Ivan Yustiavandana dalam Refleksi Kerja PPATK Tahun 2023 di Jakarta Pusat, Rabu, 10 Januari 2024.
Temuan PPATK itu berdasarkan 1.847 Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan atau LTKM sepanjang Januari-November 2023. Total ada 1.178 Laporan Hasil Analisis atau LHA terkait dengan data tersebut.
Ivan mengatakan, berdasarkan hasil identifikasi dan pemeriksaan mendalam, dana mengalir ke pihak-pihak yang memiliki profil hingga politikus. “Teridentifikasi mengalir ke pihak-pihak yang memiliki profil ASN, politikus, serta dibelikan aset, dan investasi oleh para pelaku,” ungkap Ivan.
YOHANES MAHARSO | HENDRIK KHOIRUL
Pilihan Editor: Ekonom Ini Sebut Sawah Menjadi Lahan Paling Mudah Digusur untuk Pembangunan PSN