TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 11 poin ke level Rp 15.481 per dolar AS pada Rabu sore, 3 Januari 2024. Sebelumnya, rupiah sempat melemah 40 poin ke level Rp 15.466 per dolar AS.
“Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di kisaran Rp 15.460 hingga Rp 15.540 per dolar AS,” ujar analis sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan tertulis, Rabu.
Dalam laporannya, Ibrahim menyoroti hasil analisis perusahaan S&P Global yang mencatat Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia menguat ke level 52,2 pada Desember 2023. Angka ini naik 0,5 poin dibanding November yang menempati level 51,7. “PMI Manufaktur Indonesia tetap berada dalam fase ekspansi selama 28 bulan berturut-turut,” tuturnya.
Menurutnya, hanya Indonesia dan India yang mampu mempertahankan level di atas 50 poin selama lebih dari 25 bulan. ‘Kinerja baik ini tentu harus di jaga dan tingkatkan,” kata dia.
Dia juga mengatakan bahwa kondisi sektor manufaktur di Indonesia terus membaik karena didukung dari beragam kebijakan strategis pemerintah yang telah berjalan secara ‘on the right track’.
Namun, kata Ibrahim, ada kebijakan yang belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan sektor industri, antara lain penerapan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT). “Masih banyak perusahaan industri yang belum menerima manfaat harga gas US$ 6 per MMBTU,” ucapnya.
Tidak hanya itu, Ibrahim mengklaim masih banyak sektor industri yang memperoleh volume gas lebih rendah atau tidak sesuai dengan jumlah yang sudah menjadi kontrak antara industri dan pihak penyedia.
Sedangkan dalam laporan S&P Global, disebutkan bahwa ekspansi PMI Manufaktur Indonesia pada bulan terakhir 2023 terjadi karena adanya permintaan yang cukup tinggi, termasuk dari luar negeri. “Ini mendorong pertumbuhan produksi lebih cepat dan penambahan jumlah tenaga kerja,” ujar dia.
Pilihan Editor: Analis: Rupiah Bisa Menguat hingga Rp 14.500 per Dolar AS pada 2024