TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyebut kinerja pasar modal Indonesia pada 2023 dalam tren positif. Salah satu indikasinya adalah indeks harga saham gabungan (IHSG) yang ditutup di level 7.272,8 atau tumbuh 6,16 persen dibanding 2022.
Kendati begitu, masih ada sejumlah catatan minus. Misalnya, nilai kapitalisasi pasar yang baru mencapai 46 persen dari produk domestik bruto atau PDB.
"Begitu juga dengan SID (single investor identification atau nomor tunggal identitas investor pasar modal) kita baru 6,4 persen dari penduduk usia produktif di Indonesia," kata Mahendra dalam acara Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 2 Januari 2024.
Mahendra pun mengatakan OJK terus berupaya meningkatkan integritas, kredibilitas, dan good governance pasar dan pelaku pasar modal untuk memaksimalkan potensi pasar modal Indonesia. Salah satunya melalui percepatan pemeriksaan dan pengaturan sanksi terintegrasi untuk untuk lembaga jasa keuangan.
"Hal penting lainnya adalah memberi perlindungan investasi dan masyarakat dengan pengawasan pelaku jasa keuangan atau market conduct," kata dia.
Ia menuturkan seluruh anomali atau aktivitas pasar yang tidak biasa, termasuk pergerakan saham tidak normal, akan dikaji, dianalisis dan dipantau ketat. "Jadi, dijamin tidak ada pelanggaran peraturan," ujarnya.
Pilihan Editor: Beberkan Capaian Kinerja Pasar Modal Tahun 2023, Bos OJK: IHSG Tertinggi Kedua di Asean