PT ITSS memperoleh Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus (IUP OPK) mulai 15 Oktober 2019 hingga 15 Oktober 2049.
Adapun mayoritas saham PT ITSS dikuasai oleh beberapa perusahaan asal Cina, antara lain Tsingshan Holding Group Company Limited sebesar 50 persen, Ruipu Technology Group Company Limited sebesar 20 persen, Tsingtuo Group Company Limited sebesar 10 persen, dan Hanwa Company Limited sebesar 10 persen. Sedangkan PT IMIP hanya mendapatkan 10 persen saham.
Sementara itu, susunan direksi dan komisaris PT ITSS, meliputi:
- Presiden direktur: Wu Huadi.
- Direktur: Hamid Mina.
- Direktur: Zhang Fan.
- Direktur: Lin Jiqun.
- Direktur: Zhao Fanfan.
- Presiden komisaris: Xiang Binghe.
- Komisaris: Xiaoxia Yang.
- Komisaris: Wang Renhui.
- Komisaris: Zhang Qiguang.
Mengutip laman Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Senin, 5 November 2018, PT ITSS diproyeksikan menghasilkan stainless steel sebanyak 1 juta ton per tahun. Tsingshan Group, selaku pemegang saham mayoritas PT ITSS bersama Bintang Delapan Group telah menanamkan modal senilai US$ 6 miliar atau sekitar Rp 92,8 triliun (kurs Rp15.467) untuk investasi di kawasan industri Morowali.
Selain di Morowali, Tsingshan Group juga berminat menanamkan modal di kawasan industri Tanah Kuning, Kalimantan Utara. Rencananya, grup usaha asal Cina itu akan membangun kompleks feronikel terintegrasi, dengan nilai investasi mencapai US$ 28 miliar atau sekitar Rp 433 triliun.
PT IMIP Sebut Tidak Ada Tabung Meledak
PT IMIP sebagai perusahaan yang menaungi kawasan industri Morowali menjelaskan kronologi kecelakaan kerja di PT ITSS. Mereka menyebut tungku smelter nomor 41 yang terbakar, mulanya masih ditutup untuk pemeliharaan rutin.