Kepala Divisi Media Relations PT IMIP, Dedy Kurniawan, mengatakan hasil investigasi awal penyebab ledakan di PT ITSS adalah karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan. Ledakan terjadi saat proses perbaikan.
"Adapun di lokasi juga terdapat banyak tabung oksigen yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan komponen tungku. Akibatnya, ledakan petama memicu beberapa tabung oksigen di sekitar area ikut meledak,” ujar Dedy.
Dia menuturkan, tungku smelter nomor 41 yang terbakar awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan. Saat tungku itu tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi. Dinding tungku kemudian runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran.
Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga meninggal. Dedy menyebut, hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan tidak ada tabung oksigen yang meledak.
Dia mengklaim, hingga pukul 16.15 WITA, situasi di lokasi kejadian sudah terkendali. Jumlah korban meninggal yang terkonfirmasi sebanyak 13 orang, terdiri dari 9 pekerja Indonesia dan 4 pekerja asal Tiongkok.
Sementara sebanyak 46 korban terluka, umumnya karena terkena uap panas. Sebanyak 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang sedang dilakukan observasi oleh Klinik IMIP, dan 5 orang rawat jalan.
Dedy menuturkan, manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pascakecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban. "Kami juga telah menyerahkan 1 jenazah korban kepada keluarga korban," jelas Dedy.
Pilihan editor: Hari Ini Kemnaker Turunkan Tim Pengawas ke Lokasi Ledakan Tungku Smelter Morowali