TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru), Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga beras yang kembali mengalami kenaikan. Per hari ini, Sabtu, 16 Desember 2023, rerata harga komoditas pangan utama itu masih melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah sejak Maret 2023 lalu.
Harga beras premium rata-rata nasional di pedagang eceran per hari ini, misalnya, terpantau naik 1,33 persen menjadi Rp 15.200 per kilogram (kg) bila dibandingkan dengan kondisi pekan lalu, Sabtu, 9 Desember 2023. Sementara harga beras medium naik 0,15 persen menjadi Rp 13.220 per kg.
Pada pekan lalu, harga rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran untuk beras premium tercatat Rp 14.980 per kg. Sedangkan harga beras medium tercatat Rp 13.200 per kg.
Harga beras premium tertinggi berada di Kabupaten Puncak, Papua sebesar Rp 35.000 per kg. Sementara harga beras premium terendah berada di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat sebesar Rp 12.800 per kg.
Untuk harga beras medium tertinggi terdapat di Kabupaten Puncak, Papua sebesar Rp 30.000 per kg. Adapun harga beras medium terendah berada di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat dengan harga Rp 10.900 per kg.
Stok Beras Aman
Bulog menyebut stok cadangan beras untuk Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 atau Nataru dalam kondisi aman. Manager Humas dan Kelembagaan Bulog Tomi Wijaya menyebut ada 1,4 juta ton stok cadangan beras yang dikuasai Bulog saat ini.
"Stok lebih dari cukup dan aman," kata Tomi di Kantor Bulog kemarin, Jumat, 15 Desember 2023.
Selain stok cadangan beras sebanyak 1,4 juta ton, Tomi mengatakan, masih ada tambahan baru dari penugasn impor sebanyak 500 ribu ton. Sebab, Bulog mendapatkan kontrak 1 juta ton dari tambahan penugasan impor beras dari pemerintah sebanyak 1,5 juta ton hingga akhir 2023.
Dari kontrak 1 juta ton tersebut, 500 ribu ton sudah masuk. "500 ribu lagi masih dalam perjalanan," kata Tomi. Sedangkan 500 ribu dari sisa penugasan pemerintah masih dalam tahap penjajakan.
Adapun saat ini, Tomi mengatakan Bulog sudah memiliki kontrak dengan beberapa negara, seperti Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, dan Kamboja. "Selanjutnya, kami juga akan menjajaki dengan India maupun negara lain yang memungkinkan dan memenuhi persyaratan," ujarnya.
Kemudian, Tomi juga menyebut pemerintah melalui Bapanas menugaskan BULOG untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras di tanah air melalui program Bantuan Pangan dan Operasi Pasar atau Stabilisasi Pasokan dan harga Pangan (SPHP).
DEFARA DHANYA | RIRI RAHAYU