TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom yang juga Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menanggapi kritik calon wakil presiden Muhaimin Iskandar alias Cak Imin soal program Prakerja yang digagas Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Menurutnya, program ini tidak jelas dan cenderung salah sasaran.
"Kami melihat program Kartu Prakerja ini cenderung salah sasaran, berdampak rendah ke kelompok miskin dan tidak memiliki dampak signifikan dalam penanggulangan pengangguran dan penciptaan lapangan kerja. Kami sangat menyesalkan mengapa program tidak jelas seperti ini masih terus dilanjutkan hingga tahun 2023 ini meski anggaran-nya kini diturunkan, bahkan ingin dilanjutkan ke 2024," ujar Yusuf dalam keterangannya kepada Tempo pada Sabtu, 9 Desember 2023.
Ia mengatakan sebagai program pelatihan vokasi, Kartu Prakerja ditujukan untuk perluasan kesempatan kerja, peningkatan produktivitas dan daya saing angkatan kerja, serta pengembangan kompetensi angkatan kerja.
Meski memiliki tujuan besar, kata Yusuf, namun jenis pelatihan yang ditawarkan dalam Program Kartu Prakerja berdurasi singkat yaitu peserta hanya diwajibkan minimal mengikuti selama 6 jam. Pelatihan yang dilakukan pun sepenuhnya daring tanpa tatap muka interaktif, atau on the job training.
"Dengan desain pelatihan seperti ini, sulit membayangkan program Kartu Prakerja ini akan mencapai tujuan untuk skilling angkatan kerja baru, re-skilling untuk pekerja korban PHK, dan up-skilling untuk pekerja aktif," ucapnya.
Sebelumnya, calon wakil presiden nomor satu Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengatakan bakal mengevaluasi total program Prakerja. Hal tersebut dikatakan dia usai mengikuti peluncuran 1 Juta Juru Bicara Desa Amin, Taman, Wiladarika, Cibubur, Jakarta Timur pada Jumat, 8 Desember 2023.
Cak Imin menuturkan saat ini Prakerja seperti tak mencapai urgensinya. Pasalnya yang mengikuti program Prakerja menonton YouTube lalu dibayar, dan pembuat video pelatihan dibayar.
Ia menyoroti uang negara hanya menyokong perusahaan menyedia jasa di Prakerja. Bukannya malah memfasilitasi hasil pendidikan atau pelatihan untuk peserta Prakerja. "Kok sekarang berubah sasaran," ujarnya.
Ia mengatakan evaluasi total ini bagian dari perubahan. Pembenahan antara pendidikan dengan lapangan kerja, menjadi jembatan langsung tidak boleh ada pengangguran karena salah arah pendidikan. "Ini contoh perubahan," katanya.
YOHANES MAHARSO | TIKA AYU
Pilihan Editor: Hari Ini Terakhir, Berikut Tips Memilih Pelatihan Prakerja yang Tepat