TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto membeberkan masalah kelebihan produksi gas di Jawa Timur. Dwi menyebut pipa transmisi menjadi penyebab kelebihan pasokan gas itu belum bisa tersalurkan ke wilayah lain.
"Kelebihan gas di Jawa Timur belum bisa tersalurkan ke Jawa Barat yang sangat membutuhkan gas, yang shortage, karena pipa Semarang-Cirebon belum tersedia," ujar Dwi dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Kamis, 30 November 2023.
Walhasil, kelebihan gas itu tertahan di Jawa Timur. "Mungkin ada 100 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) yang kami terpaksa menahan produksi untuk Jawa Timur," ujar Dwi.
Adapun salur gas yang terealisasi per Oktober 2023, yakni 5.353 MMSCFD. Sementara target tahun ini sebesar 5.400 MMSCFD. Target tersebut turun dari target semula, yakni sebesar 6.160 berdasarkan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) ataupun 5.569 MMSCFD berdasarkan work program and budget (WP&B).
Kemudian soal pembangunan pipa transmisi gas, sebelumnya Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi mengatakan pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang Tahap 1 (Cisem-1) ruas Semarang-Batang sepanjang 60 km telah selesai. Saat ini juga sedang disiapkan pembangunan pipa ruas Batang-Cirebon-Kandanghaur (tahap II) sepanjang 240 km yang direncanakan dimulai pada 2024.
"Jika pembangunan pipa transmisi tersebut telah sampai Cirebon, maka potensi gas dari Jawa Timur dapat disalurkan ke Jawa Barat," kata Nurwahidi di Gresik, Jawa Timur, pada Senin, 27 November 2023, dikutip dari Antara.
RIRI RAHAYU | ANTARA
Pilihan Editor: Kisaran Gaji PNS dengan Skema Single Salary, Mencapai Rp 11 Juta