"Ini kalau bicara produktivitas dan inovasi, apalagi dengan teknologi, maka sebenarnya Anda harus berpikir keras bagaimana meningkatkan kinerja manufaktur," ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani menegaskan, pemerintah memiliki komitmen yang tinggi untuk meningkatkan kinerja sektor jasa manufaktur. Upaya itu sejalan dengan hilirasasi yang terus diupayakan oleh pemerintah.
"Bidang-bidang ini juga terus menjadi fokus kami, yang jelas merupakan upaya hilirisasi dari rangkaian Indonesia karena Indonesia telah diberkahi dengan sumber daya alam," ucap Sri Mulyani.
Sejak 2014 hingga 2022, kata Sri Mulyani, nilai ekspor sektor manufaktur telah melonjak dari US$ 118,6 miliar menjadi US$ 178,5miliar.
Sri Mulyani juga menyebut, produk besi baja mengalami kenaikan dari hanya US$ 1,1 miliar pada 2014 menjadi US$ 27,8 miliar pada 2022. Sedangkan pada primary sector, Sri Mulyani menyebut adanya peningkatan dari US$ 56,2 miliar pada 2014 menjadi US$ 85,6 miliar pada 2022.
Pilihan Editor: Indeks Persepsi Korupsi Memburuk, Indonesia Berada di Posisi 110 dari 180 Negara