TEMPO.CO, Jakarta - Perang Israel Hamas berpekan-pekan menyita perhatian masyarakat di seluruh dunia hingga terjadi boikot Israel. Artinya ada upaya pemboikotan produk Israel.
Hal tersebut karena dalam perang Israel Hamas militer Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Sehingga tak heran banyak orang di berbagai negara melakukan boikot produk Israel berserta afiliasinya.
Tahukah Anda, pemboikotan telah ada jauh sebelum perang Israel-Hamas meletus, salah satunya di Eropa.
Sejarah Kemunculan Boikot di Eropa
Boikot dipopulerkan oleh Charles Stewart Parnell selama agitasi tanah Irlandia, Eropa Barat pada 1880 untuk memprotes tingginya harga sewa dan penggusuran tanah. Istilah boikot diciptakan setelah penyewa Irlandia mengikuti kode etik yang disarankan Parnell dan secara efektif mengucilkan manajer perkebunan Inggris, Charles Cunningham Boycott.
Boikot paling sering digunakan oleh organisasi buruh sebagai taktik untuk memenangkan upah dan kondisi kerja yang lebih baik dari manajemen. Undang-undang AS membedakan antara boikot buruh primer dan sekunder. Boikot primer yakni penolakan karyawan untuk membeli barang atau jasa dari pemberi kerja, dan boikot sekunder mencakup upaya untuk membujuk pihak ketiga agar menolak untuk menggurui pemberi kerja.
Di sebagian besar negara bagian AS, boikot primer adalah sah jika tidak melibatkan kekerasan fisik, pemaksaan, atau intimidasi, namun undang-undang federal melarang boikot sekunder.
Dikutip dari Britannica, istilah boikot dapat berarti penolakan untuk berpartisipasi dalam proses tertentu. Perwakilan suatu negara dapat memboikot konferensi atau pertemuan internasional, misalnya, sebagai cara untuk menunjukkan ketidaksetujuan terhadap kebijakan atau perilaku politik negara lain. Selain itu, boikot juga dilakukan oleh suatu negara atau sekelompok negara, atau oleh organisasi internasional untuk mempengaruhi atau memprotes kebijakan atau tindakan negara lain.
Hal tersebut tercermin dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang pada 1965 meminta semua negara anggotanya untuk memutuskan hubungan ekonomi dengan Rhodesia. Rhodesia saat itu secara ilegal telah mendeklarasikan kemerdekaannya dari Inggris pada awal tahun tersebut.
Selanjutnya: Gerakan boikot tersebut...