TEMPO.CO, Solo - Calon presiden Anies Baswedan mengkritik pembangunan ekonomi yang dijalankan saat ini masih belum menyisipkan unsur keadilan.
"Di bidang kesehatan, apakah sudah ada kesetaraan akses, baik promotif, kuratif, preventif? Begitu juga dengan aspek pembangunan ekonomi, banyak berorientasi pada pertumbuhan, bukan pada pemerataan," kata Anies pada acara Dialog Terbuka Muhammadiyah Bersama Calon Pemimpin Bangsa di Edutorium UMS di Solo, Jawa Tengah, Rabu, 22 November 2023.
Dalam kesempatan itu ia menyoroti pertumbuhan ekonomi terjadi saat ini yang artinya kue perekonomian sudah membesar. Namun, yang masih menjadi masalah adalah potongan kue perekonomian itu tidak merata.
"Oleh karena itu, kami ingin melakukan perubahan. Kue membesar dan potongan merata. Itu artinya pemerataan. Jadi pendekatan harus berubah dengan pemerataan dan keberlanjutan," tutur Anies.
Dalam acara itu Anies Baswedan datang bersama calon wakil presidenya, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. MEreka menjawab sejumlah pertanyaan dari sejumlah panelis dari berbagai bidang, salah satunya terkait isu pendidikan yang dilontarkan Rektor UMS Sofyan Anif.
Lebih jauh Anies menyampaikan bahwa kesetaraan dibutuhkan agar persatuan dapat tercipta di dalam negeri. "Negara ini didirikan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itulah intisari mengapa kita merdeka," ucapnya.
Anies menyebutkan hal itu pula yang menjadi prinsipnya dan Cak Imin. "Berangkat dengan niat dan tujuan bahwa pikiran kita untuk melakukan perubahan bukan sekadar mengubah, tetapi juga ingin Indonesia yang lebih adil dan setara."
Pinsip kesetaraan dan keadilan itu, menurut Anies, akan lebih diterjemahkan dalam berbagai macam kebijakan pemerintah.
Ia pun menggarisbawahi pekerjaan rumah Bangsa Indonesia yang masih ada saat ini adalah kemakmuran masyarakat. "Kemakmuran di seluruh Indonesia, PR kita di situ. Bagaimana seluruh wilayah punya kesetaraan kemakmuran, kalau ketimpangan terus-menerus maka menjaga persatuan sangat sulit," katanya.
Ketimpangan yang terjadi di dalam negeri, kata Anies, jelas terlihat. Salah satunya dari sisi indeks pembangunan manusia (IPM) antardaerah yang pertumbuhannya tidak seimbang.
"Indeks pembangunan manusia Jawa dan Sumatera pada tahun 2013 skornya 69. Sedangkan di Kalimantan, Bali, Sulawesi, Maluku skornya 69 pada tahun 2022. Jadi ketinggalan satu dekade," ucap Anies.
Oleh sebab itu, Anies dan Cak Imin berjanji akan meniadakan ketimpangan tersebut. "Kami ingin menggapai Indonesia yang utuh, bukan menekan dan memberikan rasa takut. Persatuan yang sesungguhnya ditopang dengan rasa keadilan. Maka kami usahakan ke arah sana, kesetaraan di semua aspek," katanya.
ANTARA
Pilihan Editor: Hilirisasi Nikel Tak Signifikan Tekan Kemiskinan, Kementerian Investasi: Memang Selalu jadi Isu