TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi pernah mengatakan belum ada investor asing yang masuk ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Sementara Otorita IKN atau OIKN menyatakan sejumlah investor asing telah masuk ke Nusantara, dengan menjadi mitra investor dalam negeri. Bagaimana pendapat ekonom dan analis?
Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira membenarkan bahwa perbedaan pernyataan antara Jokowi dengan OIKN bisa membuat masyarakat ragu.
"Betul, ini semua bermula karena kurangnya transparansi dan koordinasi," kata Bhima pada Tempo, Senin, 20 November 2023.
Jika ada transparansi, lanjut dia, akan jelas terlihat progressnya sejauh apa dan siapa saja yang terlibat. "Ini proyek pakai dana publik, tapi banyak ketidakjelasan," tutur Bhima.
Sementara Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P. Sasmita mengatakan data tentang investasi asing di IKN belum ada yang bisa dipegang.
"Selama ini kita hanya berpatokan kepada cerita pemerintah," ujar Ronny kepada Tempo, Senin.
Menurut dia, alasan Jokowi mengatakan belum ada investasi asing adalah karena berpatokan kepada komitmen serius dari inevestor luar negeri yang belum terlihat. Sementara Otorita IKN berpatokan kepada janji atau komitmen awal para investor asing.
"Perkara beda investasi langsung atau bermitra sebenarnya tidak kentara, karena patokannya angka," ucap Ronny. "Meskipun bermitra, toh tetap dihitung investasi. Pertanyaannya, berapa angkanya?"