TEMPO.CO, Jakarta - Nama Unilever ramai diperbincangkan khalayak belakangan ini usai diterpa isu boikot usah perusahaan tersebut diduga terafiliasi dengan Israel. Apalagi baru-baru ini Komisi Fatwa MUI merekomendasikan agar umat Islam menghindari transaksi produk yang terafiliasi dengan Israel atau mendukung agresi Israel di Palestina.
Hal tersebut tertuang dalam fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina. “Umat Islam diimbau untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi dan penggunaan produk yang terafilitasi dengan Israel serta yang mendukung penjajahan dan zionisme,” kata Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh, dikutip lewat keterangan resmi pada Sabtu, 11 November 2023.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia rutin mengimpor produk-produk Israel setiap bulannya. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Agustus 2023, nilai impor produk Israel oleh Indonesia sepanjang Januari-Agustus 2023 telah mencapai US$ 146,2 juta.
Produk-produk tersebut meliputi peralatan mesin, kelistrikan, hingga bahan kimia yang memiliki nilai impor besar. Adapun beberapa produk buatan negara lain yang diduga mendukung dan terafiliasi dengan Israel di antaranya adalah McDonalds, Starbucks, Nestle, Coca Cola, hingga Unilever.
Unilever memiliki cabang perusahaan di Indonesia yang terkenal dengan berbagai produk manufakturnya, seperti penjualan sabun, makanan, dan produk konsumsi rumah tangga lainnya. Dengan adanya fatwa MUI ini, masyarakat Indonesia pun secara tidak langsung melakukan boikot dengan tidak menggunakan atau membeli produk-produk Unilever.
Lantas, bagaimana sejarah Unilever sebenarnya? Simak informasinya berikut ini.
Sejarah Unilever
Unilever adalah salah satu perusahaan kembar yang terdiri dari Unilever PLC, berbasis di London, dan Unilever NV, yang berbasis di Rotterdam. Melansir dari Britannica, perusahaan ini adalah induk dari 500 perusahaan di dunia yang bergerak dalam bidang manufaktur dan penjualan berbagai produk sabun, makanan, dan produk konsumsi rumah tangga lain.
Dewan direksi dari Unilever PLC dan Unilever NV memiliki keanggotaan yang sama dan kesepakatan bersama menyamakan dividen atas modal biasa. Jadi, meskipun penampilan perusahaannya berbeda, Unilever PLC dan Unilever NV adalah satu kesatuan.
Unilever yang ada saat ini adalah keturunan dari tiga perusahaan yang berdiri pada abad ke-19. Kala itu, di Belanda ada keluarga Gebroeders Jurgens yang telah berbisnis susu selama 50 tahun. Suatu hari pada 1854, dua bersaudara bernama Anton dan Johannes menjalin kerjasama dengan Gebroeders Jurgens di Oss, Belanda.
Selanjutnya: Mereka pun mulai berkonsentrasi pada ...